Oleh karena itu, akreditasi berkualitas diibaratkan sebagai "cermin yang mencerminkan" yang membantu sekolah menilai posisi mereka sendiri secara akurat.
Meskipun penjaminan mutu sebelumnya dipandang sebagai prosedur administratif, kini hal itu telah menjadi alat manajemen modern yang membantu lembaga pendidikan untuk menilai diri sendiri, menyesuaikan, dan meningkatkan reputasi mereka dalam sistem pendidikan domestik dan internasional.
Pada kenyataannya, akreditasi berkualitas bukan lagi hanya perhatian beberapa universitas, tetapi menjadi persyaratan universal bagi semua lembaga pendidikan tinggi. Terakreditasi berarti lembaga tersebut menegaskan kapasitas manajemen, kualitas pelatihan, fakultas, dan fasilitasnya sesuai dengan kriteria yang jelas dan transparan. Lebih penting lagi, ini adalah komitmen lembaga tersebut kepada mahasiswa dan masyarakat terkait kualitas pendidikan dan inovasi berkelanjutan dari fasilitas pelatihan.
Penjaminan mutu untuk lembaga pendidikan tinggi ibarat pemeriksaan kesehatan rutin bagi masyarakat; ini adalah proses yang diperlukan yang memberikan dasar dan alat bagi sekolah untuk melakukan peningkatan mutu yang efektif dan terukur.
Melalui proses evaluasi yang ketat dan multifaset, sekolah memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi kekuatan yang dapat dikembangkan dan kelemahan yang perlu diatasi. Ketika hasil akreditasi melampaui sekadar menyatakan "tercapai" atau "tidak tercapai," dan dipandang sebagai "kompas" yang membimbing pengembangan, proses ini menjadi pengungkit bagi pertumbuhan berkelanjutan sekolah itu sendiri.
Khususnya dalam konteks globalisasi dan integrasi internasional yang mendalam, akreditasi berkualitas juga merupakan "paspor" yang membantu pendidikan tinggi Vietnam mendekati standar regional dan global . Saat ini, banyak universitas telah secara proaktif berpartisipasi dalam organisasi akreditasi internasional, secara bertahap membawa program pelatihan mereka untuk memenuhi standar AUN-QA, ABET, atau FIBAA. Pendekatan proaktif ini tidak hanya berkontribusi pada peningkatan prestise akademik tetapi juga memperluas peluang untuk kerja sama internasional, pertukaran dosen dan mahasiswa, serta pengakuan kredit lintas batas.
Salah satu pertanda positif adalah pergeseran persepsi akreditasi di kalangan lembaga pendidikan. Banyak sekolah tidak lagi memandangnya sebagai tugas rutin, melainkan sebagai aktivitas berkala yang terkait dengan budaya kualitas. Dengan demikian, semua kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat dilakukan dalam semangat penilaian diri dan peningkatan berkelanjutan. Dalam konteks ini, akreditasi menjadi siklus pengembangan: evaluasi – penyesuaian – inovasi – peningkatan, bukan sekadar siklus administratif formal.
Namun, agar penjaminan mutu benar-benar berperan penting, perlu dipastikan independensi, objektivitas, dan transparansi lembaga akreditasi; serta membangun sistem standar yang sesuai dengan praktik di Vietnam namun tetap mendekati standar internasional. Lembaga pengelola negara perlu memainkan peran yang konstruktif dan mendukung, bukan hanya sekadar memantau dan memeriksa; dan sekolah perlu menumbuhkan budaya mutu sebagai nilai inti, menyebarkannya ke seluruh kegiatan.
Tentu saja, penjaminan mutu bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan komitmen, usaha, dan inovasi berkelanjutan. Ketika mutu ditempatkan di pusat perhatian, penjaminan mutu bukan lagi "penghalang" tetapi menjadi "kekuatan pendorong" bagi universitas-universitas Vietnam untuk berkembang secara berkelanjutan dan terintegrasi secara mendalam ke dalam komunitas global. Hal ini berkontribusi untuk menegaskan posisi sistem pendidikan negara ini di kawasan dan dunia.
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/kiem-dinh-chat-luong-tam-guong-phan-chieu-post753532.html






Komentar (0)