Menurut Institut Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, untuk memudahkan masyarakat dan Negara dalam mengelola tanah secara sistematis, sebaiknya transformasi digital dilakukan dengan mengidentifikasi bidang tanah dan peta yang terintegrasi dengan nomor kartu identitas pemilik.
Hal ini membantu Badan Pengelola Negara mengelola perencanaan, pembangunan, dan pemungutan pajak properti saat pengalihan hak atas tanah, bahkan mencegah pemalsuan sertifikat hak guna tanah. Usulan ini sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pertanahan 2024 tentang Sistem Informasi Pertanahan Nasional.

Selain itu, Institut Sumber Daya Alam dan Ekonomi Lingkungan mengusulkan penyesuaian sejumlah ketentuan dalam Keputusan Pemerintah 103/2024 tentang peraturan biaya penggunaan tanah dan sewa tanah.
Secara khusus, dalam proses penyusunan Peraturan Pemerintah Nomor 103/2024, Kementerian Keuangan meminta Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (sekarang Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan) untuk menyediakan data dalam rangka penyusunan dengan tujuan agar tidak terjadi kenaikan mendadak biaya retribusi penggunaan lahan di daerah.
Namun, perhitungan biaya alih fungsi lahan untuk rumah tangga dan individu dalam Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2024 telah meningkat puluhan kali lipat dibandingkan sebelum Undang-Undang Pertanahan berlaku. Saat ini, sangat sedikit orang di seluruh negeri yang menyelesaikan prosedur alih fungsi lahan menjadi lahan perumahan karena biaya alih fungsi lahan terlalu tinggi, di beberapa daerah hampir 20 kali lipat lebih tinggi dibandingkan Undang-Undang Pertanahan tahun 2013.
Pengalaman penelitian praktis menunjukkan bahwa, dalam proses penyusunan Pasal 8 Perpres 103/2024, terjadi lupanya perhitungan perkalian persentase (%) yang merupakan perhitungan ilmiah pada koefisien “K” atau koefisien “K...n” sehingga terjadi inkonsistensi antara Pasal 8 dan Pasal 9 Perpres 103/2024.
Oleh karena itu, Institut Sumber Daya Alam dan Ekonomi Lingkungan merekomendasikan agar Pemerintah meninjau dan menilai kembali secara objektif konsekuensi yang ada karena dampak Keputusan 103/2024 seperti tidak dapat mengumpulkan uang untuk alih fungsi lahan pada kuartal keempat tahun 2024 dan kuartal pertama tahun 2025.
Hal ini juga sangat mempengaruhi target pertumbuhan dua digit negara ini, mempengaruhi upaya pengembangan ekonomi swasta sesuai Resolusi 68 dan pasar real estate negara ini karena harga tanah yang tinggi.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/kien-nghi-dieu-chinh-cach-tinh-tien-su-dung-dat-so-hoa-cap-so-hong-post796916.html






Komentar (0)