Departemen Kehakiman AS (DoJ) telah mengumumkan tuntutan terhadap seorang warga negara Rusia sehubungan dengan penyebaran ransomware LockBit ke target di AS, Asia, Eropa, dan Afrika.
Menurut TheHackerNews , Ruslan Magomedovich Astamirov (20 tahun) dituduh melakukan setidaknya 5 serangan antara Agustus 2020 dan Maret 2023.
DoJ mengatakan Astamirov diduga berpartisipasi dengan anggota lain dari kampanye ransomware LockBit untuk melakukan penipuan dan dengan sengaja merusak komputer yang dilindungi, mengajukan tuntutan tebusan melalui penggunaan dan penyebaran ransomware.
Peretas mengelola beberapa alamat email, alamat IP, dan akun daring lainnya untuk menyebarkan ransomware dan berkomunikasi dengan korban sebagai bagian dari operasi terkait LockBit. Penegak hukum AS mengatakan mereka berhasil melacak sebagian pembayaran tebusan korban yang tidak disebutkan namanya ke dompet mata uang kripto yang dikendalikan oleh Astamirov.
Ini adalah individu ketiga yang dituntut di AS atas keterlibatannya dengan kelompok LockBit.
Jika terbukti bersalah, Astamirov menghadapi hukuman maksimal 20 tahun penjara untuk dakwaan pertama dan lima tahun untuk dakwaan kedua. Ia adalah orang ketiga yang didakwa di AS terkait dengan LockBit, setelah Mikhail Vasiliev, yang sedang menunggu ekstradisi ke AS, dan Mikhail Pavlovich Matveev, yang didakwa secara in absentia bulan lalu atas keterlibatannya dalam ransomware LockBit, Babuk, dan Hive.
Dalam wawancara baru-baru ini dengan The Record , Matveev mengatakan ia tidak terkejut dengan keputusan FBI yang memasukkannya ke dalam daftar orang paling dicari di internet. Ia berharap berita tentangnya akan segera dilupakan. Matveev juga mengakui perannya sebagai cabang operasi Hive dan menyatakan keinginannya untuk membawa TI di Rusia ke tingkat yang lebih tinggi.
Pengumuman DoJ muncul sehari setelah badan keamanan siber dari Australia, Kanada, Prancis, Jerman, Selandia Baru, Inggris, dan AS mengeluarkan peringatan bersama tentang ransomware LockBit.
Ini adalah model ransomware-as-a-service (RaaS), di mana kelompok inti merekrut afiliasi untuk melakukan serangan terhadap jaringan perusahaan atas nama mereka dengan imbalan sebagian keuntungan yang diperoleh secara tidak sah. Afiliasi biasanya mengenkripsi data korban dan kemudian mengancam akan mengunggah data yang dicuri di situs web yang bocor untuk menekan target agar membayar tebusan.
LockBit memperkirakan telah melakukan hampir 1.700 serangan sejak muncul pada akhir 2019, meskipun jumlah pastinya diyakini lebih tinggi karena situs web kebocoran data biasanya hanya mengungkapkan nama dan data bocor korban yang menolak membayar tebusan.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)