AS mempertimbangkan untuk menghabiskan $3,1 miliar untuk meningkatkan produksi dan persediaan peluru artileri jenis ini.

Angkatan Darat AS sedang menunggu persetujuan Kongres sebesar $3,1 miliar untuk membeli peluru artileri 155 mm dan memperluas produksi artileri berat, untuk mengisi kembali stok yang menipis karena bantuan ke Ukraina dan Israel.

Peluru artileri 155 mm merupakan senjata penting bagi militer AS. (Sumber: Business Insider)

Menanggapi wartawan pada 7 November, Asisten Menteri Angkatan Darat AS untuk Persenjataan, Logistik, dan Teknologi Douglas Bush mengatakan bahwa Kongres AS sedang mempertimbangkan pendanaan tambahan, dalam kerangka proposal pengeluaran Presiden Joe Biden sebesar $106 miliar, untuk memodernisasi atau membangun fasilitas produksi artileri 155mm di banyak negara bagian seperti Texas, Tennessee, Virginia, dan California.

Dari $3,1 miliar yang dialokasikan untuk senjata 155mm, sekitar setengahnya akan digunakan untuk memperkuat industri manufaktur artileri dan sisanya untuk membeli amunisi.

Bapak Bush menekankan bahwa pendanaan ini akan membantu memperluas lini produksi, memperkuat ekonomi AS, dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.

Permintaan peluru artileri 155 mm telah meroket sejak Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina pada Februari 2022. Hingga saat ini, AS dan sekutunya telah memasok lebih dari 2 juta peluru artileri 155 mm ke Kiev. Washington berencana meningkatkan produksi peluru artileri 155 mm menjadi 100.000 peluru per bulan pada tahun 2025.

Dalam laporan pendapatan terbarunya, General Dynamics mengatakan pihaknya mendapat keuntungan dari pengeluaran Pentagon untuk peralatan dan perangkat keras tambahan, termasuk senjata 155mm.

(menurut US News & World Report)

Sumber: https://baoquocte.vn/my-xem-xet-chi-31-ty-usd-de-tang-cuong-san-xuat-va-du-tru-loai-dan-phao-nay-249166.html