Acara ini bertujuan untuk menilai secara mendalam konteks terkini pengembangan kecerdasan buatan (AI), orientasi strategis dan status terkini penerapan AI di sektor publik, sehingga memberikan rekomendasi kebijakan untuk memaksimalkan potensi AI.
Dalam konteks revolusi industri keempat, kecerdasan buatan (AI) telah muncul sebagai pendorong utama inovasi, kemajuan pesat, dan pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia . Khususnya, sektor publik memainkan peran penting dalam membentuk dan memimpin perkembangan AI di Vietnam dengan mempromosikan ekosistem AI domestik, mengintegrasikan AI ke dalam tata kelola dan operasional, serta menyediakan layanan publik bagi masyarakat.
Menyadari pentingnya hal ini, Institut Studi Kebijakan dan Pengembangan Media bekerja sama dengan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa melakukan studi mendalam yang menilai lanskap kecerdasan buatan (AILA) di sektor publik di Vietnam, yang bertujuan untuk memberikan gambaran umum lanskap AI saat ini dalam berbagai aspek dan bidang, khususnya kerangka hukum AI.
Laporan penelitian ini mengidentifikasi kesenjangan dan hambatan yang memerlukan perhatian dan mengusulkan rekomendasi khusus bagi Vietnam untuk memanfaatkan AI secara efektif, bertanggung jawab, dan berkelanjutan di sektor publik.
Penelitian menunjukkan bahwa baru-baru ini, sejumlah lembaga pemerintah pusat dan daerah di Vietnam telah menerapkan kecerdasan buatan (AI) dalam manajemen administrasi dan penyediaan layanan publik.
Beberapa contoh tipikal meliputi asisten virtual dalam manajemen administrasi publik, perangkat lunak pengenalan wajah dalam keamanan publik, atau sistem pemantauan lalu lintas pintar. Namun, aplikasi ini masih memiliki banyak celah yang perlu disesuaikan untuk memastikan pengembangan AI yang berkelanjutan dan efektif di sektor publik.
![]() |
Wakil Perwakilan UNDP di Vietnam, Tn. Patrick Haverman berbicara di seminar tersebut. |
Berbicara di seminar tersebut, Wakil Perwakilan UNDP di Vietnam, Bapak Patrick Haverman, mengatakan: “Kecerdasan Buatan (AI) menciptakan perubahan dalam cara kita hidup, bekerja, dan memerintah. AI menawarkan peluang besar jika kita menerapkannya secara bertanggung jawab. Penilaian Lanskap AI (AILA) menekankan bahwa Vietnam berada di momen krusial. Dengan strategi yang tepat, investasi yang wajar, dan jaminan etika, AI dapat menjadi kekuatan pendorong yang kuat bagi pembangunan nasional dan kemajuan manusia.”
Dalam seminar tersebut, para ahli menekankan pentingnya peran data dan infrastruktur dalam penerapan AI secara efektif. Realitas saat ini adalah bahwa lembaga-lembaga negara memiliki data dalam jumlah besar, tetapi data tersebut tersebar dan kurang terhubung. Keterbatasan ini telah menyebabkan banyak hambatan bagi penerapan solusi AI secara luas.
Mengingat kenyataan itu, diperlukan kebijakan untuk mempromosikan data terbuka, menyederhanakan prosedur administratif terkait data, dan berinvestasi dalam infrastruktur komputasi dan pusat data yang melayani AI.
Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia dan kapasitas teknologi juga menjadi tantangan besar. Jumlah pakar AI di sektor publik sangat sedikit, sehingga sangat bergantung pada sektor swasta. Untuk menerapkan AI secara efektif, lembaga negara perlu meningkatkan kapasitas pegawai negeri sipil, memanfaatkan sumber daya pakar dari sektor swasta, dan mendorong kerja sama antar pemangku kepentingan dalam pengembangan AI.
Selain itu, kerangka kebijakan dan mekanisme yang tidak jelas juga menjadi kendala utama. Meskipun terdapat strategi pengembangan AI, Vietnam masih kekurangan sistem hukum dan standar teknis yang lengkap, terutama dalam pengelolaan data dan etika AI.
Para ahli juga mengemukakan bahwa tantangan finansial juga menjadi masalah yang memprihatinkan karena penerapan AI membutuhkan sumber daya yang besar, sementara anggaran negara terbatas dan mekanisme keuangan memiliki titik-titik yang tidak tepat, sehingga membuat investasi dalam aplikasi AI menjadi sulit.
Direktur Institut Studi Kebijakan dan Pengembangan Media (IPS), Bapak Nguyen Quang Dong menegaskan: Penerapan AI di sektor publik di Vietnam memiliki potensi besar, terutama dalam aspek dukungan kapasitas pengambilan keputusan kebijakan, peningkatan efisiensi kerja, dan peningkatan pemberian layanan publik.
“Oleh karena itu, setiap lembaga perlu membuka potensi ini dengan mendefinisikan secara jelas “masalah”-nya sendiri untuk memilih teknologi AI yang tepat, dan pada saat yang sama menilai kesiapan internal organisasi untuk membangun peta jalan implementasi yang efektif,” tegas Bapak Nguyen Quang Dong.
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa Vietnam perlu menerapkan AI secara selektif, praktis dan tepat terhadap kondisi aktual serta kebutuhan khusus di sektor publik, menghindari mengikuti tren teknologi, untuk memastikan efisiensi nyata dan manfaat publik.
Pada saat yang sama, laporan ini memberikan sejumlah rekomendasi, seperti: Meningkatkan kapasitas teknologi digital di lembaga pemerintah dengan berinvestasi dalam data, infrastruktur data, dan sistem komputasi berkinerja tinggi untuk AI; dan meningkatkan pelatihan sumber daya manusia untuk operasi dan pengembangan AI.
Tetapkan kerangka hukum dan mekanisme yang jelas, termasuk peraturan tentang akuntabilitas, standar etika, manajemen risiko, dan perlindungan privasi data. Dorong kemitraan publik-swasta untuk mendorong perusahaan teknologi dan lembaga penelitian mengembangkan produk dan solusi AI bagi sektor publik. Dorong data terbuka dan tata kelola data, ciptakan sistem yang sangat terhubung antara lembaga pemerintah dan mitra. Fokus pada etika dan manajemen risiko AI melalui sistem pemantauan, penilaian dampak, memastikan transparansi, keadilan, dan perlindungan privasi...
Komentar (0)