Startup ini ingin mengubah sistem periklanan berbasis lelang yang dipelopori oleh Google, di mana merek-merek mengajukan penawaran untuk penempatan iklan di hasil pencarian.
Perplexity telah mengadakan pembicaraan dengan beberapa perusahaan terkemuka, termasuk Nike dan Marriott. Foto: Getty Images
Saat ini, chatbot AI Perplexity menjawab pertanyaan pengguna berdasarkan informasi dari internet, termasuk sumber dan tautan ke situs web.
Dengan model periklanan baru ini, merek dapat mengajukan penawaran untuk pertanyaan "bersponsor", di mana jawabannya dihasilkan oleh AI dan disetujui oleh pengiklan. Perusahaan telah berdiskusi dengan Nike dan Marriott dan berharap dapat meluncurkan sistem ini pada akhir tahun, dengan fokus pada merek-merek kelas atas.
Aravind Srinivas, CEO Perplexity dan mantan eksekutif Google, menekankan bahwa iklan hanya efektif jika relevan dan berasal dari merek berkualitas, berdasarkan kebutuhan konsumen yang sebenarnya. Upaya Perplexity merupakan bagian dari gelombang tantangan terhadap Google, seiring mesin pencari tradisional tersebut mengalami transformasi terbesarnya dalam dua dekade terakhir.
Perplexity dan para pesaingnya seperti ChatGPT dari OpenAI berpotensi memberikan jawaban cepat, menggantikan daftar hasil pencarian tradisional Google, beserta iklan yang menyertainya. Sebagai tanggapan, Google telah menginvestasikan miliaran dolar dalam AI dan bereksperimen dengan fungsi pencarian AI-nya sendiri. Namun, para analis percaya Google menghadapi tantangan dalam mempertahankan posisinya, karena AI dapat secara fundamental mengubah model bisnisnya saat ini.
Menurut model periklanan Perplexity, pemasar membayar berdasarkan CPM (biaya yang dibayarkan pengiklan untuk setiap 1.000 tayangan iklan), yaitu sekitar $50 per 1.000 tayangan, dibandingkan dengan $1.100 milik Google.
Microsoft, bekerja sama dengan OpenAI, juga bersaing di bidang ini, tetapi hanya berhasil merebut sebagian kecil pasar iklan pencarian dibandingkan dengan Google. Google masih menghasilkan pendapatan iklan pencarian sebesar $48,5 miliar pada kuartal terakhir, yang menyumbang lebih dari setengah total pendapatan perusahaan induknya, Alphabet.
Masa depan sistem periklanan baru Perplexity bergantung pada skalabilitasnya. Perusahaan melaporkan 250 juta permintaan pencarian pada bulan Juli, peningkatan tajam dari 500 juta pada tahun sebelumnya. Selain itu, Perplexity juga memonetisasi layanan berlangganannya, dengan harga $20 per bulan, yang menawarkan fitur AI yang lebih canggih. Pendapatan tahunan perusahaan meningkat dari $5 juta pada bulan Januari menjadi $35 juta pada bulan Agustus.
Cao Phong (menurut FT)
Sumber: https://www.congluan.vn/cong-cu-tim-kiem-ai-perplexity-dua-ra-mo-hinh-quang-cao-moi-de-thach-thuc-google-post313816.html






Komentar (0)