Quang Ngai: Desa nelayan Tinh Khe hancur akibat badai No.13
Setelah badai No. 13 melanda pada malam hari dengan gelombang pasang yang dahsyat, desa pesisir An Ky (Komune Tinh Khe) hancur lebur. Pada pagi hari tanggal 7 November, penduduk kembali setelah evakuasi dan terkejut melihat rumah mereka runtuh, atap rumah mereka tertiup angin, lantai mereka tertutup pasir, dan perabotan mereka rusak parah.
Báo Sài Gòn Giải phóng•07/11/2025
Klip: Kehancuran di desa nelayan Tinh Khe, Quang Ngai setelah badai No. 13. Oleh: NGUYEN TRANG
Ibu Nguyen Thi Hoa (warga desa An Ky) masih syok: "Anak saya meminta saya untuk mengungsi karena badai besar. Ketika saya kembali, rumah sudah hancur diterjang ombak. Tembok pantai runtuh, air masuk dan merusak TV, kulkas, dan semua ayam serta bebek pun musnah."
Sebuah desa pesisir di Ky hancur setelah pasang tinggi akibat badai No. 13. Foto: NGUYEN TRANG
Bapak Nguyen Thanh Lam (Desa An Ky) bercerita: “Saya belum pernah melihat gelombang pasang sedahsyat ini. Ombaknya luar biasa tinggi, air menggenangi rumah sekitar 0,5 m, pasirnya setebal lebih dari 20 cm, dan pagar betonnya juga roboh.”
Rumah-rumah berantakan setelah air pasang. Foto: NGUYEN TRANG
Menurut Bapak Nguyen Quoc Vuong, Ketua Komite Rakyat Komune Tinh Khe, seluruh komune ini memiliki sekitar 1.000 rumah tangga yang tinggal di sepanjang pesisir, sepanjang garis pantai sepanjang 10 km. Pasang tinggi yang dikombinasikan dengan badai menyebabkan kerusakan awal pada 97 rumah tangga, banyak di antaranya roboh dan rusak parah.
Pemerintah setempat telah mengerahkan polisi, milisi, dan tentara ke lokasi kejadian untuk membantu warga mengatasi dampaknya. Sambil menunggu penilaian kerusakan secara menyeluruh, banyak keluarga terpaksa tinggal sementara di rumah kerabat, dan desa pesisir An Ky masih berupa reruntuhan.
>> Beberapa gambar desa nelayan An Ky yang hancur setelah badai nomor 13:
Desa nelayan An Ky, kecamatan Tinh Khe, hancur akibat erosi pasang surut. Foto: NGUYEN TRANG Rumah-rumah warga berantakan setelah badai. Foto: NGUYEN TRANG Dinding rumah hancur diterjang ombak. Foto: NGUYEN TRANG Dinding rumah hancur diterjang ombak. Foto: NGUYEN TRANG Di sepanjang desa pesisir, puluhan rumah hancur diterjang ombak. Foto: NGUYEN TRANG Rumah-rumah rusak akibat pasang surut. Foto: NGUYEN TRANG Foto: NGUYEN TRANG Pohon tumbang. Foto: NGUYEN TRANG Dinding rumah hancur diterjang ombak. Foto: NGUYEN TRANG Foto: NGUYEN TRANG Rumah-rumah hancur diterjang ombak. Foto: NGUYEN TRANG Foto: NGUYEN TRANG Masyarakat harus segera mengatasi dampaknya. Foto: NGUYEN TRANG Sejumlah besar pasir dan tanah membanjiri rumah. Foto: NGUYEN TRANG Warga pulih pasca badai. Foto: NGUYEN TRANG Pasukan polisi hadir untuk membantu mengatasi dampak pasang surut air laut. Foto: NGUYEN TRANG Foto: NGUYEN TRANG Pekerjaan perbaikan sedang dilakukan segera. Foto: NGUYEN TRANG Foto: NGUYEN TRANG Foto: NGUYEN TRANG Polisi memindahkan setiap bagian tembok yang rusak. Foto: NGUYEN TRANG Tembok yang rusak akibat air pasang segera dibersihkan oleh polisi. Foto: NGUYEN TRANG Foto: NGUYEN TRANG Foto: NGUYEN TRANG Pohon kelapa tumbang. Foto: NGUYEN TRANG Warga desa pesisir masih syok akibat erosi pasang surut. Foto: NGUYEN TRANG
Komentar (0)