Sebelumnya, pengumpulan tol di Kawasan Wisata Nasional Gunung Sam dilakukan sepenuhnya secara manual, membutuhkan banyak tenaga kerja, dan kurang memberikan kenyamanan serta kemudahan bagi wisatawan. Inti dari rencana baru ini adalah pembongkaran ketiga titik pengumpulan tol yang ada. Dengan demikian, kendaraan akan bebas keluar masuk Kawasan Wisata Nasional Gunung Sam tanpa hambatan. Hal ini juga mengakhiri praktik berhenti di tengah jalan untuk membeli tiket, menjamin keselamatan karyawan, dan membantu kelancaran lalu lintas.

Wisatawan mengunjungi Kuil Ba Chua Xu di Gunung Sam. Foto: PHUONG LAN
Alih-alih memungut biaya kendaraan seperti sebelumnya, rencana baru ini akan berfokus pada pengendalian tiket untuk setiap wisatawan. Direktur Badan Pengelola Kawasan Wisata Nasional Gunung Sam, Truong Huu Tien, menegaskan bahwa pemungutan biaya ini sepenuhnya sesuai dengan Undang-Undang Retribusi dan Tarif tahun 2015, yang berlaku untuk kunjungan ke peninggalan budaya dan sejarah; menyatukan nama biaya kunjungan ke "Peninggalan budaya dan sejarah di Kawasan Wisata Nasional Gunung Sam".
Area pemungutan retribusi akan dipusatkan di sekitar 3 relik utama: Kuil Ba Chua Xu di Gunung Sam, Pagoda Tay An, dan Makam Thoai Ngoc Hau. Semua pengunjung individu yang memasuki area ini harus membeli tiket sesuai peraturan, kecuali mereka yang dikecualikan atau mendapatkan potongan biaya. Untuk mengoptimalkan proses, Badan Pengelola telah menyiapkan 3 titik pemeriksaan tiket utama: Di awal jalan setapak di depan Pagoda Tay An, ujung jalan setapak di depan Rumah Komunal Vinh Te, dan pintu masuk gerbang belakang Kuil Ba Chua Xu (Jalan Chau Thi Te). Secara paralel, 3 loket tiket direncanakan akan ditempatkan di titik transit wisata (area Pusat Komersial Vinh Dong); area patung tua di Jalan Tan Lo Kieu Luong; dan di ujung jalan setapak di depan Rumah Komunal Vinh Te.
Menurut Dewan Pengelola Kawasan Wisata Nasional Gunung Sam, peralihan ke model kontrol tiket pribadi merupakan dasar yang baik untuk penerapan proyek penjualan tiket elektronik. "Dewan Pengelola berencana untuk berinvestasi pada pos kontrol (check-in) dan pemindaian kode QR di titik-titik kontrol tiket. Pengunjung dapat membayar secara online, memindai kode QR, atau memesan tiket di muka melalui situs web resmi kawasan wisata," ujar Bapak Tien.
Penerapan ini dilakukan sesuai peta jalan digitalisasi yang sistematis. Sistem tiket elektronik akan resmi beroperasi mulai 30 Oktober 2025 (fase 1). Setelah itu, unit ini akan fokus pada fase 2, yang diperkirakan selesai pada Desember 2025, termasuk peningkatan situs web dan integrasi metode penjualan tiket daring dengan pembayaran non-tunai. Dengan target yang lebih tinggi, pada tahun 2026 (fase 3), unit ini akan menerapkan kamera AI untuk mengenali wajah, secara bertahap membangun lingkungan pariwisata yang cerdas dan nyaman bagi wisatawan.
Perwakilan VNPT An Giang mengatakan bahwa solusi e-tiket sekaligus memecahkan dua masalah utama model tradisional. Pertama, dari segi hukum, sistem ini membantu pelaku bisnis mematuhi peraturan negara tentang penggunaan tanda terima dan faktur elektronik. Semua transaksi penjualan tiket diperbarui ke sistem, langsung terhubung dengan otoritas pajak, sehingga menjamin transparansi keuangan yang menyeluruh.
Dalam hal manajemen, e-tiket mendigitalkan dan mengotomatiskan proses manual yang memakan waktu dan rentan terhadap kesalahan. Alih-alih mencetak, menghitung, dan merekonsiliasi tiket kertas yang rumit, semua informasi penjualan tiket (ritel, penjualan grup, kontrak) dikelola secara terpusat pada platform digital. Sistem ini mampu menghitung dan melaporkan secara otomatis berdasarkan berbagai kriteria, membantu manajer memahami situasi bisnis secara real-time untuk membuat keputusan yang cepat dan akurat.
Keunggulan utama e-tiket terletak pada proses pemeriksaan tiket otomatis melalui pemindaian kode QR. Setiap e-tiket yang diterbitkan akan dilengkapi kode QR terpisah. Di gerbang kontrol, petugas hanya perlu menggunakan alat pembaca kode khusus (mesin POS, pemindai, atau aplikasi ponsel). Sistem akan memeriksa dan mengonfirmasi keabsahan tiket. Prinsipnya, setiap tiket hanya boleh dipindai satu kali. Hal ini tidak hanya mempercepat dan transparan proses pemeriksaan tiket, tetapi juga sepenuhnya menghilangkan potensi penyelundupan tiket palsu dan tiket bekas.
Diharapkan dengan adanya investasi pada sistem tiket elektronik khususnya teknologi pengenalan wajah ke depannya akan menjadi langkah maju yang penting bagi Sam Mountain untuk layak menjadi Kawasan Wisata Nasional.
PHUONG LAN
Sumber: https://baoangiang.com.vn/so-hoa-thu-phi-khu-du-lich-quoc-gia-nui-sam-a466647.html






Komentar (0)