Kontrak Kevin De Bruyne dengan Manchester City akan berakhir musim panas ini. |
Pada sore hari tanggal 4 April, di halaman pribadinya, De Bruyne mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan Manchester City setelah musim ini berakhir. Era salah satu gelandang terhebat di Liga Primer telah memasuki bulan-bulan terakhirnya.
Kebesaran
Pada tahun 2015, pemain Belgia ini membawa impian dan bakatnya dari Wolfsburg ke negeri kabut dengan rekor transfer sebesar 55 juta pound. Saat itu, hanya sedikit orang yang mengira Manchester City baru saja mendapatkan pemain terbaik untuk dinasti Pep Guardiola.
Orang-orang hanya melihat De Bruyne sebagai nama yang ditinggalkan Chelsea, bersama dengan banyak keraguan tentang kemampuan sang pemain untuk beradaptasi dengan kerasnya lingkungan sepak bola Inggris. Namun waktu selalu tahu bagaimana menjawabnya. De Bruyne tidak hanya beradaptasi, tetapi juga membentuk kembali peta sepak bola Liga Primer.
Pemain bernomor punggung 17 ini mengubah lapangan sepak bola Inggris menjadi panggung pertunjukan yang luar biasa. Tendangan atau umpan jarak jauh De Bruyne selalu memukau penonton dengan presisi dan keindahannya yang sempurna. Menyaksikan De Bruyne bermain sepak bola bagaikan menonton konser, di mana setiap nada ditempatkan di tempat yang tepat untuk menciptakan melodi yang sempurna.
Lebih dari 100 gol dan hampir 200 assist dalam 380 pertandingan Liga Primer memang impresif, tetapi angka-angka itu belum sepenuhnya mencerminkan sosok De Bruyne. Ia juga merupakan perwujudan dominasi sepak bola Manchester City di bawah Pep Guardiola.
De Bruyne menjadi "otak dan jantung" kerajaan sepak bola yang mendominasi Inggris dengan 6 gelar Liga Premier dalam 8 musim, memenangkan Liga Champions 2023 dan meraup banyak gelar domestik lainnya.
Semua pencapaian ini menunjukkan ciri khas gelandang Belgia ini. Cara De Bruyne melihat lapangan selalu menakjubkan. Umpan-umpannya seakan punya mata, selalu menemukan rekan setimnya, sesempit apa pun ruang yang tersedia.
De Bruyne layak disebut sebagai legenda Manchester City dan Liga Premier. |
Ada momen ketika ia memberi umpan kepada Aguero untuk mengalahkan Manchester United pada tahun 2018 – umpan yang mengiris pertahanan lawan bagaikan pisau menembus mentega, atau gol jarak jauh yang menakjubkan melawan Chelsea pada tahun 2017, sebuah tendangan yang bahkan rekan senegaranya Thibaut Courtois hanya bisa menonton.
Perpisahan yang tepat waktu
Namun, usia dan cedera selalu menjadi musuh bebuyutan setiap pesepak bola. Di usia 33 tahun, De Bruyne tak lagi memiliki daya tahan. Musim 2024/25 menyaksikan penurunan performa De Bruyne secara total setelah cedera.
Sekembalinya, langkah sang gelandang tak lagi ringan dan anggun seperti sebelumnya. Mengingat Manchester City juga sedang memasuki masa transisi, Pep Guardiola terpaksa memikirkan cara untuk menyegarkan skuad. Keputusan De Bruyne untuk hengkang memang beralasan.
De Bruyne berada di persimpangan penting dalam kariernya. MLS atau Liga Pro Saudi dipandang sebagai tujuan potensial untuk tahap akhir perjalanannya.
Di usianya sekarang, ia layak mendapat kontrak finansial yang menggiurkan di akhir kariernya, mengingat kontribusinya bagi Manchester City.
Namun, ke mana pun De Bruyne pergi, ia akan selalu menjadi legenda Man City. Nama Kevin De Bruyne akan selalu dikaitkan dengan era keemasan "The Citizens", dengan umpan-umpan magis dan gol-gol artistiknya.
Nomor punggung 17 mungkin tak lagi muncul di Stadion Etihad, tetapi warisannya akan hidup selamanya di hati para penggemar.
Sumber: https://znews.vn/tam-biet-de-bruyne-post1543369.html
Komentar (0)