
Perjalanan membaca Thanh Thanh bagai aliran sungai kecil yang mengalir tenang dan tenang, dipupuk di setiap halaman buku sejak ia masih SMP. Kecintaannya pada sastra telah tumbuh dan disirami oleh ajaran-ajaran yang sarat dengan filsafat humanis dari para gurunya. Sastra bukan sekadar pengetahuan kering, melainkan juga inspirasi akan keindahan bahasa, kebenaran, kebaikan, dan keindahan, beserta berbagai pelajaran tentang kemanusiaan dalam hidup. Selama masa-masa itu, Thanh Thanh menyadari bahwa sastra bukan sekadar mata pelajaran, melainkan juga tempat ia menemukan harmoni dalam jiwanya.
Dedikasi dan semangat membara para guru melalui setiap ceramahlah yang membuka pintu wawasan Thanh menuju cakrawala ilmu pengetahuan. Thanh Thanh tak hanya menghafal kutipan, tetapi juga menghayati dan merasakan setiap karakternya. Berkat daya serapnya yang mendalam dan kosakatanya yang kaya yang dipupuk melalui membaca terus-menerus, Thanh Thanh dengan cepat menunjukkan bakatnya. Kemenangannya dalam lomba siswa berprestasi tingkat kota di kelas 7 merupakan tonggak penting, yang menegaskan kecintaan dan keseriusannya terhadap sastra.

Memasuki SMA Nguyen Hue, kecintaan Thanh Thanh pada buku semakin kuat dan nyata. Ia tidak hanya membaca untuk dirinya sendiri, tetapi juga mulai memikirkan cara mengajak teman-temannya untuk bergabung dalam perjalanan yang luar biasa ini.
Segera setelah sekolah mengumumkan Kontes Duta Budaya Membaca Provinsi Yen Bai (sebelum penggabungan), Thanh Thanh mendaftar untuk berpartisipasi dan memenangkan penghargaan Duta. Hal itulah yang memotivasi Thanh untuk melanjutkan perjalanan penemuan jati dirinya dengan kontes nasional tersebut - sebuah kontes yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata, sebuah arena bermain besar untuk mempromosikan gerakan membaca di kalangan anak muda. Untuk berpartisipasi dalam kontes ini, para kandidat tidak hanya harus memiliki kemampuan pemahaman yang baik tetapi juga memiliki kemampuan untuk menginspirasi dan meyakinkan orang lain dengan kisah mereka sendiri.
Keikutsertaan Thanh dalam kontes ini tidaklah muluk-muluk, melainkan sarat dengan kejujuran dan kesederhanaan. Kesederhanaan inilah yang berbobot, dengan jelas menggambarkan kekuatan magis buku, membantu pembaca memahami bahwa buku adalah cahaya penuntun yang sunyi, bukan sekadar pengetahuan tetapi juga obat spiritual, membantu mengubah persepsi secara mendalam, menerangi setiap "sudut" jiwa.
Karya Thanh dalam kontes ini bercerita tentang bagaimana ia dengan berani menghadapi pasang surut dan badai masa remaja, mengubah kesulitan-kesulitan tersebut menjadi batu loncatan menuju kedewasaan. Karyanya menyentuh pembaca dengan empati, bukan dengan kata-kata. Hasilnya adalah Penghargaan Dorongan dari Kontes Duta Budaya Membaca Nasional 2025. Penghargaan ini bukan hanya sebuah kehormatan pribadi, tetapi juga penegasan akan nilai abadi membaca di era digital.
Penghargaan ini menjadi fondasi yang kokoh bagi saya untuk terus menyebarkan kecintaan dan semangat membaca. Harapan terbesar saya adalah melihat kalian aktif mencari dan bersabar di setiap halaman buku, karena buku adalah sahabat sekaligus guru yang baik dengan pengetahuan yang komprehensif.
Ibu Nguyen Thi Tan, wali kelas Thanh Thanh, berbagi: "Thanh Thanh selalu menggunakan pengalaman dan kosakata yang dipelajarinya dari buku untuk memecahkan masalah dalam hidup dan belajar. Kecintaannya pada sastra dan buku telah menular kepada teman-teman sekelas dan teman-teman sekolahnya. Ia adalah bukti bahwa buku masih merupakan jalan terpendek menuju khazanah pengetahuan manusia."

Dengan kecintaan dan gairahnya terhadap membaca, Thanh Thanh diam-diam menabur benih budaya membaca, memperkaya kehidupan kita, mengingatkan kita bahwa buku selalu menjadi pintu menuju pengetahuan, teman paling dapat diandalkan dalam perjalanan menuju kesuksesan.
Sumber: https://baolaocai.vn/tinh-yeu-sach-cua-dai-su-van-hoa-doc-post886009.html






Komentar (0)