Tujuan misi Chang'e-6 adalah untuk mengeksplorasi dan mengumpulkan sampel dari berbagai wilayah dan usia untuk mempelajari lebih lanjut tentang Bulan, ungkap Badan Antariksa Nasional Tiongkok. (Sumber: CNSA) |
Chang'e 6 diperkirakan akan mendarat di wilayah cekungan Kutub Selatan-Aitken, kawah tumbukan raksasa di sisi terjauh Bulan dengan diameter 2.500 km.
Setelah mendarat, pendarat Chang'e 6 bertugas menjelajahi dan mengumpulkan sampel tanah dan batuan dari banyak area untuk meningkatkan pemahaman manusia tentang Bulan.
Untuk memastikan komunikasi antara pesawat ruang angkasa Chang'e 6 dan Bumi setelah mendarat di Bulan, Tiongkok akan meluncurkan satelit komunikasi Queqiao 2 pada paruh pertama tahun 2024.
Menurut CNSA, Chang'e-6 akan membawa muatan dan proyek satelit dari empat negara, termasuk detektor radon Prancis, detektor ion negatif Badan Antariksa Eropa, reflektor sudut laser Italia, dan kubus Pakistan.
Dalam 10 tahun terakhir, Tiongkok telah meraih banyak keberhasilan besar dalam penelitian dan eksplorasi Bulan. Pada tahun 2013, robot Kelinci Giok dari wahana antariksa Chang'e 3 mendarat di Bulan, menjadikannya robot Tiongkok pertama yang melakukannya.
Pada tahun 2018, Tiongkok meluncurkan pesawat ruang angkasa Chang'e 4, yang membawa penjelajah Jade Rabbit 2.
Pada tahun 2019, Jade Rabbit 2 berhasil mendarat di sisi terjauh Bulan, menjadikan Tiongkok negara pertama dalam sejarah yang melakukannya. Pada tahun 2020, Chang'e 5 mendarat di Bulan dan membawa kembali sampel batuan dan tanah ke Bumi. Ini adalah pertama kalinya dalam 44 tahun sampel bulan berhasil dibawa kembali.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)