Desa ini berada di tepi sungai, jadi sejak jaman dahulu kala, di antara hiburan musim semi penduduk desa, selalu ada tradisi balap perahu.
Bagian sungai yang dipilih sebagai lintasan balap cukup indah, lebar dan lurus dengan air yang tenang, membentang dari Dermaga Ba Bai menyusuri hamparan sawah hijau di sepanjang lapangan Soi Doi hingga lapangan Ruong Lay. Para pembalap berputar di sana.
Desa kecil, sungai kecil, setiap perahu balap hanya memiliki 13 pendayung. Para pendayung kebanyakan adalah pria muda dan kuat di desa, kecuali pendayung (yang duduk di belakang memegang dayung) yang biasanya lebih tua, berpengalaman, tenang, dan tegas dalam membelokkan perahu melewati kanal.
Di tengah tabuhan drum yang tak henti-hentinya, bercampur bunyi "he la he la" yang menjaga irama, di tepian terdengar sorak sorai para pendukung, yang juga merupakan orang tua, saudara, sahabat, anak, dan kekasih para perenang.
Dulu, ini hanya lomba perahu antar desa. Pada tahun-tahun berikutnya, panitia penyelenggara memperluas skalanya menjadi lomba perahu terbuka di Sungai Dam dengan perahu balap dari berbagai daerah di provinsi ini, dan kini menjadi ajang pertemuan yang menarik di musim semi.
Sebuah permainan yang menghibur sekaligus melestarikan keindahan budaya tradisional tanah air; sekaligus menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk mengekspresikan solidaritas, keyakinan, dan harapan akan tahun baru yang damai, cuaca yang baik, dan panen yang melimpah. Di tengah berbagai perubahan, Desa Dam beruntung masih melestarikan pesona musim semi, sungguh berharga!
[iklan_2]
Sumber: https://baoquangnam.vn/ve-song-coi-hoi-lang-dam-3149015.html







Komentar (0)