
Platform perjalanan daring Booking meyakini nokturisme akan menjadi tren perjalanan teratas pada tahun 2025 setelah melakukan survei terhadap lebih dari 27.000 wisatawan di seluruh dunia.
70% responden mengatakan mereka telah mempertimbangkan untuk pergi ke tempat dengan langit yang tidak tercemar untuk mengamati bintang, menyaksikan peristiwa sekali seumur hidup (bulan darah, gerhana matahari, gerhana bulan total) dan mempelajari rasi bintang.
Selain itu, pengunjung juga ingin berpartisipasi dalam acara seperti penjelajahan kota, tur pengalaman malam, atau berkemah pada malam bulan purnama di laut.
Perusahaan perjalanan mewah Wayfairer Travel mengatakan pengalaman pelayaran malam akan meningkat sebesar 25% pada tahun 2024. Sebagian besar wisatawan meminta untuk melihat Cahaya Utara di Norwegia dan Islandia; dan penyelaman malam di Great Barrier Reef Australia dan Laut Merah Mesir.
Perjalanan mengamati satwa liar malam hari di Zambia, Kenya, dan mengamati bintang di Gurun Atacama, Chili juga populer.
Menurut perusahaan perjalanan mewah Scott Dunn, mengejar gerhana bisa menjadi pengalaman populer bagi banyak pelancong yang bersemangat dalam waktu dekat.
Seorang perwakilan perusahaan mengatakan bahwa semakin banyak wisatawan yang menjelajah ke daerah-daerah terpencil untuk menyaksikan pemandangan luar angkasa yang unik. Greenland diperkirakan akan menjadi destinasi wisata populer berikutnya tahun ini.
Namun, para pencinta kehidupan malam tak perlu lagi bepergian jauh. Hotel-hotel dari Hawaii, AS, hingga Austria kini menawarkan beragam aktivitas mengamati bintang.
“Perjalanan malam hari diperkirakan akan mengubah industri perjalanan pada tahun 2025 karena para tamu semakin mencari pengalaman unik setelah gelap,” komentar CEO Wayfairer Travel, Jay Stevens.
TB (sintesis)[iklan_2]
Sumber: https://baohaiduong.vn/xu-huong-du-lich-dem-len-ngoi-402092.html







Komentar (0)