Kawasan Tua Hanoi , tempat kenangan ibu kota berusia seribu tahun itu tersimpan, tiba-tiba menjadi berkilau indah setiap kali Tet tiba dan musim semi tiba. Gang-gang berliku, rumah-rumah beratap lumut, dan tangisan malam berpadu menciptakan gambaran musim semi yang sangat istimewa, akrab, baru, dan menarik.
Sejak pagi, pasar bunga Hang Luoc ramai dengan orang-orang yang datang dan pergi. Kerumunan orang sibuk, tangan mereka memetik setiap cabang persik, setiap pohon kumquat. Suasana ramai dengan tawa dan tawar-menawar, dipenuhi semangat pedesaan. Bunga persik yang segar dan cabang-cabang kumquat keemasan seakan membawa warna musim semi ke setiap rumah. Warga Hanoi pergi ke pasar bunga tidak hanya untuk berbelanja tetapi juga untuk merasakan aroma Tet, napas tradisi yang masih meresap di antara perubahan zaman.
Dalam potret musim semi Hanoi yang cerah dan murni, warna merah muda bunga persik selalu menjadi sorotan yang membuat hati berdebar. Hal ini mengingatkan kita pada kebun persik Nhat Tan sebagai simbol budaya musim semi di Utara.
Jalan Hang Ma (Distrik Hoan Kiem, Hanoi) dipenuhi warna-warni musim semi. Foto: THAI HUNG |
Selagi angin dingin masih terasa di setiap jalan, bunga persik pertama mulai bermekaran, sebagai pengingat bahwa musim semi telah tiba. Nhat Tan, desa penghasil persik tua di Hanoi, telah memasuki musim yang ramai. Para petani dengan tekun merawat dan memangkas setiap cabang, daun, dan bunga dengan terampil agar dapat mekar dengan indah tepat pada waktunya untuk Tet.
Bagi warga Hanoi, persik Nhat Tan bukan sekadar bunga, melainkan juga simbol budaya setiap kali Tet tiba. Dari cabang-cabang persik kecil yang dipajang di altar keluarga hingga pohon persik besar dengan tajuk yang menyebar luas, setiap jenis memiliki keindahan tersendiri yang memikat. Khususnya, persik tujuh inci—persik kuno "aristokrat" Nhat Tan, dengan kelopak tebal semerah darah—selalu menjadi impian para penikmat persik.
Di sebelah Hang Luoc, Jalan Hang Ma tampak gemerlap dengan untaian lampu berkelap-kelip, lentera merah menyala, dan deretan panjang amplop uang keberuntungan. Sungguh menyenangkan melihat anak-anak memanggil orang tua mereka, mata mereka berbinar-binar gembira melihat mainan Tet yang sederhana namun berwarna-warni. Orang dewasa dengan santai memilih untuk membeli setiap lembar kertas merah dan setiap kalimat paralel untuk digantung di altar leluhur. Ucapan selamat dan puisi yang sarat dengan filosofi hidup ditulis oleh para kaligrafer berbakat, mengingatkan kita akan asal-usul dan rasa syukur kita.
Dari Jalan Hang Ma, melangkah keluar menuju Pasar Dong Xuan untuk berbelanja Tet, suasana yang ramai dan semarak terasa. Sejak pagi, pasar ini ramai dengan pembeli dan penjual. Setiap orang punya cara masing-masing untuk mempersiapkan liburan tradisional Tet, tetapi tersembunyi jauh di balik hiruk pikuknya adalah rasa rileks dan kenangan sakral musim semi. Dari sudut pasar yang menjual nampan buah, kue, dan permen hingga pakaian Ao Dai, semuanya seolah menggambarkan kembali budaya Tet secara utuh.
Pasar Dong Xuan bukan hanya tempat belanja yang familiar bagi warga ibu kota, tetapi juga gudangnya produk-produk tradisional yang indah. Kemasan selai kelapa yang harum, atau kotak-kotak kue beras hijau dan kue beras hijau yang ditata apik mengingatkan kita pada cita rasa Tet di masa lalu. Setiap pedagang, dengan suara ramah dan senyum lembut mereka, bagaikan jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa kini.
Berjalan di jalanan kecil di awal musim semi bagaikan menikmati gegap gempita warna dan suara. Warnanya merah muda bunga persik, kuning bunga aprikot yang dikirim dari Selatan, dan hijaunya daun dong. Suara teriakan pedagang kaki lima, gemerincing bel sepeda, bercampur dengan suara orang-orang, klakson mobil, dan langkah kaki tergesa-gesa orang-orang yang sibuk mempersiapkan Tet, menciptakan ritme musim semi yang familiar dan khas Hanoi.
Jalanan Hanoi di musim semi memiliki keindahan yang tak biasa. Jalanan yang familiar dan atap-atap tua di kawasan tua tiba-tiba tampak menyala di bawah sinar matahari pagi. Aroma bunga yang tercium dari pedagang, bercampur dengan aroma nasi muda, selai, dan banh chung yang baru dibungkus, menggugah hati.
Seseorang berkata bahwa Hanoi di musim semi tak hanya indah karena pemandangannya, tetapi juga karena semangat tradisionalnya dan kasih sayang yang mendalam dari penduduknya. Berjalan di jalanan Hanoi di musim semi, kita masih bisa mendengar suara-suara dari masa lalu. Suara-suara itu adalah ucapan selamat Tahun Baru dari orang-orang yang tak dikenal, tawa riang anak-anak, dan detak jantung gembira di dada setiap orang, menantikan tahun baru yang penuh kemajuan dan kesuksesan.
Musim semi tiba di Hanoi , selama bertahun-tahun ia selalu menyimpan jiwanya yang khas - keindahan yang membuat hati orang berdebar, dan kemudian semua orang mengingatnya dengan penuh kerinduan.
HA AN
* Silakan kunjungi bagian Budaya untuk melihat berita dan artikel terkait.
[iklan_2]
Sumber: https://baodaknong.vn/xuan-ve-tren-pho-241463.html
Komentar (0)