Tiongkok Bertekad untuk masuk universitas, Liang Shi, 56 tahun, mengikuti ujian sebanyak 27 kali dalam kurun waktu 40 tahun.
Liang mengikuti ujian masuk perguruan tinggi pertamanya pada tahun 1983, tetapi gagal. Pria asal Sichuan ini mencoba lagi dua tahun kemudian, tetapi tidak berhasil. Pada tahun 1986, orang tuanya membujuknya untuk mendaftar di perguruan tinggi teknik, tetapi ia keluar setelah hanya satu tahun, dengan alasan tidak ingin bekerja di dekat mesin yang berisik.
Liang kemudian pergi bekerja dan belajar sendiri untuk mengikuti ujian.
Liang Shi bersiap menghadapi ujian ke-26 pada tahun 2022. Foto: VCG
Pada tahun 1991, Liang bekerja di pabrik kayu dan menikah, tetapi ia masih bermimpi kuliah. Pada tahun 1992, ia mengikuti ujian masuk perguruan tinggi terpisah untuk dewasa karena batasan usia dan diterima di Universitas Kehutanan Nanjing. Namun, Liang tidak menyukainya dan tidak mendaftar.
Untuk menghidupi keluarganya, Liang menjual pakaian, kulkas, dan televisi. Ia kemudian membuka pabrik bahan bangunan dan menghasilkan satu juta yuan dalam waktu kurang dari setahun.
Pada tahun 2001, Kementerian Pendidikan Tiongkok menghapus batasan usia untuk ujian masuk universitas, dan Liang memutuskan untuk mengulang ujian tersebut. Karena kesibukan kerja, Liang baru dapat mengikuti ujian pada tahun 2002 dan 2006. Sejak 2010, Liang mengikuti ujian tersebut setiap tahun.
Pada tahun 2011, Liang mengikuti ujian bersama putranya. Ia gagal, dan putranya kini telah lulus dengan gelar magister.
Skor tertinggi Liang adalah 469/750 pada tahun 2018. Pada tahun 2019, ia juga memperoleh 462 poin, tetapi tidak mendaftar ke universitas mana pun karena tujuannya adalah Universitas Sichuan. Universitas ini merupakan universitas terbaik, termasuk dalam 20 besar di Tiongkok.
Upaya Liang untuk lulus ujian mendapat beragam reaksi. Beberapa orang menyemangati dan memuji kegigihannya, sementara banyak yang menganggapnya hanya membuang-buang waktu dan tenaga. Namun, ia tidak patah semangat.
"Setiap orang punya tujuan yang berbeda-beda. Kita tidak bisa mengatakan siapa yang benar dan siapa yang salah. Selama hukum mengizinkannya, itu wajar," kata Liang.
Untuk mempersiapkan ujian tahun ini, Liang berangkat dari rumah pukul 8 pagi setiap hari, naik kereta bawah tanah ke kedai teh milik temannya untuk belajar, dan pulang pukul 9-10 malam. Liang tidur siang di bangku kedai pada siang hari.
Di usianya yang sekarang, Liang mengakui bahwa ia sulit untuk bangun pagi. Ia ingin mewujudkan mimpinya sesegera mungkin, sehingga ia tidak lagi menetapkan target untuk masuk Universitas Sichuan.
"Universitas bergengsi saja sudah cukup. Kalau poin saya cukup, saya akan kuliah di sana," kata Liang.
Fajar (Menurut China Daily )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)