Menurut pengumuman di situs web Komisi Pendidikan Beijing, mulai tahun ajaran berikutnya, dimulai 1 September, sekolah-sekolah di ibu kota akan mengajarkan setidaknya delapan jam AI kepada siswa.
Sekolah dapat menerapkannya sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri atau dikombinasikan dengan mata pelajaran yang sudah ada seperti teknologi informasi atau sains .
Tiongkok telah lama berambisi menjadi pemimpin dalam AI. Namun, baru pada awal 2025 negara ini menarik perhatian dengan kemunculan DeepSeek. Startup ini meluncurkan model inferensi AI berbiaya rendah dan berkinerja tinggi yang setara dengan para pesaingnya di Amerika.
Siswa sekolah dasar berkenalan dengan robot humanoid di Chengdu, Tiongkok. Foto: bastillepost
Pada Kongres Rakyat Nasional ke-14 baru-baru ini, pemerintah Tiongkok berjanji untuk mendukung model AI dan perangkat keras AI, mengembangkan sistem model sumber terbuka, dan berinvestasi dalam daya komputasi dan data untuk melayani AI.
Berbicara di sela-sela kongres, Menteri Pendidikan Huai Jinpeng mengatakan revolusi teknologi berbasis AI menawarkan peluang besar bagi pendidikan. Ia mengungkapkan bahwa negaranya akan merilis buku putih pendidikan AI tahun ini.
Pada tahun 2024, Kementerian akan mengeluarkan kebijakan utama untuk mempromosikan pendidikan AI mulai dari sekolah dasar dan menengah. Sekolah dasar akan berfokus pada pengalaman AI, sementara sekolah menengah akan mengembangkan keterampilan untuk digunakan dalam proyek-proyek AI.
Di tingkat universitas, sekolah juga meningkatkan upaya untuk mengintegrasikan AI ke dalam pengajaran, dengan semakin banyak sekolah yang menawarkan pelatihan interdisipliner, serta memperkenalkan kursus AI dan buku teks AI.
Misalnya, Universitas Tsinghua baru-baru ini mengumumkan akan meningkatkan pendaftaran sebanyak 150 pada tahun 2025 dan mendirikan sekolah baru untuk melatih AI.
Menurut Kantor Berita Xinhua , inisiatif Universitas Tsinghua bertujuan untuk mempromosikan pelatihan terkait AI dan bergabung dengan upaya Tiongkok untuk menjadi mandiri dan otonom dalam sains dan teknologi.
Karena AI berkembang pesat, yang membentuk kembali pendidikan dan pembangunan sosial-ekonomi, kebutuhan akan individu dengan pengetahuan dan keterampilan AI yang komprehensif menjadi semakin mendesak.
Wang Xuenan, wakil direktur Institut Penelitian Pendidikan Digital dari Akademi Ilmu Pendidikan Nasional, mengatakan bahwa jumlah mahasiswa yang mengambil jurusan AI tahun lalu lebih dari 40.000, tetapi masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan negara.
Perusahaan konsultan McKinsey & Company memperkirakan bahwa China akan membutuhkan 6 juta profesional AI pada tahun 2030.
(Menurut Chinadaily, Bloomberg)
Sumber: https://vietnamnet.vn/bac-kinh-day-ai-tu-tieu-hoc-2378986.html
Komentar (0)