Pada rangkaian acara kerja sama ini, Direktur Kantor Hak Cipta Tran Hoang menegaskan: Platform digital secara umum dan TikTok secara khusus berperan sebagai jembatan untuk membantu nilai-nilai tradisional berpadu dengan kreativitas kontemporer, secara bertahap mengubah budaya menjadi benang merah yang menghubungkan manusia, kenangan, dan identitas nasional, serta menjangkau dunia .
Pesan tersebut mencerminkan tren industri budaya global. Korea Selatan telah menjadikan K-pop dan sinema sebagai ujung tombak industri; Jepang telah menjadikan manga dan anime sebagai ikon global; Thailand telah mengukuhkan merek kulinernya di kancah internasional. Vietnam, dengan "sumber daya lunak" yang kaya, mulai dari warisan, kuliner, seni rakyat, hingga musik ... tentu dapat melakukan hal yang sama jika mengelola ekosistem kreatif yang sinkron.

Semangat ini diwujudkan melalui acara "TikTok Food Fest 2025 - Hidangan Lezat Berlapis", yang baru-baru ini berlangsung di Kota Ho Chi Minh. Hanya dalam 2 hari, 19-20 September, puluhan ribu pengunjung memadati festival kuliner yang memadukan tradisi dan modernitas, tempat merek-merek besar berkolaborasi dengan seniman rakyat, koki muda, dan ratusan kreator konten.
Puncak acaranya adalah gabungan antara pertunjukan langsung dan penyebaran daring: koki berbintang Michelin Vo Thanh Vuong dan lebih dari 100 kreator TikTok berinteraksi dan tampil secara langsung, menciptakan ruang budaya yang semarak sekaligus kaya akan identitas.
Khususnya, lukisan pernis "Cita Rasa Vietnam" bertema kuliner tiga daerah seluas 50 m², yang menggambarkan 106 hidangan khas, dibuat oleh 50 perajin dan pelajar dengan partisipasi 2.000 penonton, telah menjadi simbol keterhubungan komunitas, sekaligus menegaskan nilai seni rupa tradisional dalam pendekatan baru.

Selain acara langsung, kampanye tagar #FoodFestOnTikTok menunjukkan kekuatan viral dari model hibrida daring dan luring. Sebelum festival dibuka, kampanye tersebut telah mencapai 416 juta tayangan dengan lebih dari 4.200 video, termasuk 186 kreator yang berpartisipasi dalam tantangan 21 hari tersebut.
Sinyal positif awal menunjukkan bahwa, jika diimplementasikan dengan tepat, acara budaya dapat menjangkau ratusan juta penonton, menarik ratusan ribu produk kreatif, dan yang lebih penting, membentuk komunitas kreatif yang berkelanjutan. Interaksi ini juga menunjukkan bahwa format video pendek merupakan cara tercepat untuk menghadirkan produk budaya kepada jutaan penonton, terutama generasi muda.
Kampanye #BanSacViet, yang diketuai oleh Kantor Hak Cipta bekerja sama dengan TikTok Vietnam, merupakan kelanjutan jangka panjang dari kesuksesan-kesuksesan di atas. Dibangun dengan pola pikir baru, menggunakan teknologi digital sebagai alat, kreasi konten sebagai penggerak, dan komunitas sebagai inti, kampanye ini bertujuan untuk mempromosikan dan menyebarluaskan 12 industri budaya Vietnam, mulai dari sinema, musik, mode, seni rupa, hingga pariwisata dan kerajinan tangan.

Pesan "Identitas Vietnam - Bersinar Global" mengungkapkan keinginan untuk membawa budaya Vietnam ke dunia dalam bentuk yang paling familiar, modern, dan mudah disebarkan. Ini bukan hanya kampanye komunikasi, tetapi juga orientasi jangka panjang bagi strategi pengembangan industri budaya Vietnam di era digital.
Dalam rangka acara tersebut, Nota Kesepahaman antara Kantor Hak Cipta dan TikTok ditandatangani, menandai langkah maju yang penting dalam melindungi hak-hak seniman, pelaku bisnis, dan komunitas kreatif. Hak cipta merupakan masalah hukum sekaligus fondasi bagi pasar budaya yang transparan dan adil.
Sebagaimana ditegaskan oleh Direktur Tran Hoang, perjanjian ini akan menciptakan landasan substansial untuk mendekatkan industri budaya Vietnam dengan komunitas internasional, melalui kekuatan teknologi dan kreasi konten. Ketika hak-hak kreatif dilindungi, para seniman dan pelaku bisnis akan termotivasi untuk berinvestasi jangka panjang, berkontribusi pada produk-produk berkualitas, sehingga meningkatkan posisi budaya Vietnam di dunia digital.

Dari acara dan kampanye ini, banyak pengalaman dan solusi yang dapat dipetik untuk melestarikan dan mempromosikan identitas Vietnam di era digital. Pertama-tama, penting untuk mempertahankan dan memperluas kampanye komunikasi lintas sektoral, yang menggabungkan manajemen negara, perusahaan teknologi, dan komunitas kreatif. Koordinasi inilah yang menciptakan ekosistem yang utuh: Kebijakan-teknologi-kreasi-komunitas.
Selain itu, pelatihan dan peningkatan kapasitas kreativitas digital bagi seniman dan pelaku usaha budaya perlu difokuskan. Program-program semacam itu dapat menjadi wadah bagi seniman untuk belajar menjangkau audiens muda melalui video pendek, dan bagi pelaku usaha untuk belajar menyampaikan kisah merek menggunakan teknologi baru.
Sinkronisasi kebijakan dan komunikasi juga merupakan tugas yang mendesak. Klip pendek yang memperbarui kebijakan dan tren internasional akan membantu komunitas kreatif tetap mengikuti perkembangan terkini dan menghindari ketertinggalan.
Dan terakhir, kita perlu mempertimbangkan komunitas pembuat konten sebagai kekuatan pelopor, "duta budaya digital" yang berkontribusi dalam menyebarkan citra Vietnam ke seluruh dunia.
Perjalanan melestarikan dan mempromosikan identitas Vietnam di dunia maya masih penuh tantangan. Namun, dengan dukungan agensi manajemen, kreativitas para seniman, partisipasi perusahaan teknologi, dan respons masyarakat, jalan ini sepenuhnya dapat diwujudkan. Lebih penting lagi, perjalanan mempromosikan budaya juga membuka peluang bagi setiap orang Vietnam, baik di dalam maupun di luar negeri, untuk lebih terikat dan bangga dengan identitas nasional mereka.
Sumber: https://nhandan.vn/ban-sac-viet-trong-ky-nguyen-so-khi-cong-nghe-tro-thanh-cau-noi-van-hoa-post910964.html
Komentar (0)