
Menurut statistik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 22% dari populasi global yang terkena dampak situasi darurat mungkin menderita gangguan mental, yang mana 9% berada pada tingkat sedang hingga berat dan 13% memiliki gangguan ringan dengan gejala seperti kecemasan, depresi, insomnia berkepanjangan atau gangguan stres pascatrauma... Kebutuhan akan perawatan kesehatan mental juga menjadi mendesak ketika banyak orang menghadapi tekanan sosial, bencana alam, epidemi dan perubahan iklim.
Di Vietnam, setiap tahun ratusan ribu orang terdampak keadaan darurat seperti bencana alam, konflik, epidemi, kecelakaan serius, dll. Keadaan darurat ini dapat memperburuk kesehatan mental dan masalah sosial seperti kemiskinan dan diskriminasi. Keadaan darurat ini juga dapat berkontribusi pada masalah baru seperti perpisahan keluarga dan masalah sosial.
Làng Sơn adalah provinsi pegunungan yang sering menghadapi bencana alam seperti banjir, tanah longsor, pilek parah, dan penyakit menular. Situasi ini tidak hanya menyebabkan kerusakan material tetapi juga memengaruhi kesehatan mental masyarakat, terutama anak-anak, lansia, perempuan, dan etnis minoritas.
Setiap tahun, Rumah Sakit Umum Provinsi menyelenggarakan pemeriksaan neurologis untuk sekitar 8.000 pasien. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit juga menyelenggarakan pemeriksaan untuk sekitar lebih dari 1.000 orang.
Hingga akhir September 2025, provinsi ini telah menangani dan merawat lebih dari 2.700 pasien gangguan jiwa di masyarakat, termasuk 16 pasien dengan pengobatan rutin baru dan buku tindak lanjut. Angka-angka ini jelas mencerminkan peningkatan masalah kesehatan jiwa di masyarakat, terutama di daerah pedesaan, daerah terpencil, dan daerah yang sangat tertinggal.
Sektor kesehatan provinsi sebenarnya telah berupaya keras untuk meningkatkan efisiensi operasional, tetapi kekurangan sumber daya manusia dan layanan khusus masih belum merata. Selain itu, prasangka sosial masih menjadi hambatan tak terlihat yang membuat pasien ragu dan menunda mencari dukungan profesional, sehingga memperlambat proses pemulihan.
Dr. Hoang Thi Yen, Wakil Kepala Departemen Pencegahan Penyakit Tidak Menular dan Gizi, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi, menegaskan: “Kesehatan mental tidak dapat diabaikan dalam krisis. Memastikan perawatan yang tepat waktu adalah fondasi pemulihan berkelanjutan, membantu masyarakat menstabilkan hidup mereka.” Menurut Dr. Yen, untuk mencapai efektivitas, perlu diterapkan berbagai solusi secara bersamaan, alih-alih hanya berfokus pada pasca-perawatan.
Setiap anggota keluarga perlu menjadi perisai untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang-orang terkasih. Menjaga hubungan sosial, berbagi perasaan, memastikan tidur dan nutrisi yang cukup, berolahraga, dan secara proaktif mencari bantuan ketika gejala-gejala yang tidak biasa muncul merupakan tindakan yang sangat penting. Anak-anak membutuhkan ruang aman untuk berbagi ketakutan mereka, sementara lansia, ibu hamil, dan penderita penyakit kronis membutuhkan pemantauan rutin.
Hari Kesehatan Mental Sedunia 10/10/2025 diperingati dengan tema "Akses terhadap layanan kesehatan mental dalam bencana dan keadaan darurat" dan pesan "Kesehatan mental dalam keadaan darurat: Dukungan tepat waktu, pemulihan berkelanjutan" - sebuah ajakan untuk bertindak. Merawat kesehatan mental, terutama bagi mereka yang terdampak bencana dan keadaan darurat, merupakan salah satu tugas strategis dalam upaya merawat dan melindungi kesehatan masyarakat. Hanya ketika semangat diperkuat, kita dapat teguh dan tangguh dalam mengatasi krisis, menjaga kesehatan, membangun keluarga bahagia, dan masyarakat sejahtera.
Sumber: https://baolangson.vn/bao-ve-suc-khoe-tam-than-trong-tham-hoa-va-tinh-huong-khan-cap-5061133.html
Komentar (0)