Kementerian Dalam Negeri sedang meminta masukan untuk menyempurnakan rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) yang mengatur jabatan pegawai negeri sipil. Menurut Kementerian Dalam Negeri, peraturan ini membantu menyatukan pendekatan dari tingkat pusat ke daerah, sehingga membatasi situasi di mana setiap daerah membangun sistemnya sendiri.
Peraturan tentang rasio peringkat berdasarkan posisi pekerjaan
Dalam draf usulan Kementerian Dalam Negeri tersebut secara gamblang disebutkan bahwa penerbitan Peraturan Menteri ini adalah untuk menyempurnakan ketentuan dalam Undang-Undang tentang Kaderisasi dan Pegawai Negeri Sipil Tahun 2025, sekaligus mewarisi uraian dan daftar jabatan yang telah disetujui sebelumnya.
Menurut rancangan tersebut, Pemerintah akan mengeluarkan kerangka kerja terpadu untuk posisi pekerjaan, menggantikan mekanisme sebelumnya di mana setiap kementerian manajemen sektoral mengeluarkan instruksi terpisah.
Daftar posisi pekerjaan mencakup 6 kelompok besar: posisi kepemimpinan dan manajemen; keahlian profesional; keahlian bersama; dukungan dan layanan; posisi profesional Dewan Rakyat Provinsi; posisi pegawai negeri sipil di tingkat komune, kelurahan, dan zona khusus. Terlampir sistem contoh deskripsi pekerjaan dan kerangka kompetensi untuk setiap jenis posisi, mulai dari posisi kepemimpinan, pakar senior hingga spesialis dan pejabat.
Rancangan undang-undang ini mengatur mekanisme pemeringkatan pegawai negeri sipil berdasarkan jabatan fungsional yang dikaitkan dengan proporsi pegawai negeri sipil yang menduduki masing-masing jabatan, baik di kementerian, lembaga, maupun daerah.
Kementerian Dalam Negeri mengusulkan agar pada kementerian dan lembaga setingkat kementerian, proporsi pegawai negeri sipil yang menduduki jabatan tenaga ahli senior pada departemen penasihat khusus tidak boleh melebihi 40% dari jumlah seluruh staf departemen; pada departemen manajemen umum atau internal tidak boleh melebihi 30%; pada biro tidak boleh melebihi 20%.
Di tingkat daerah, kepala badan profesional provinsi dan kepala kantor Dewan Rakyat serta Komite Rakyat provinsi digolongkan sebagai pakar senior; jumlah deputi tidak boleh melebihi 50% dari jumlah deputi sebagaimana ditentukan. Departemen khusus di bawah departemen tersebut wajib mengatur tidak lebih dari 50% pegawai negeri sipil untuk menjadi pakar senior atau yang setara.
Menurut Kementerian Dalam Negeri, mekanisme ini bertujuan untuk memastikan diferensiasi sesuai kapasitas, sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing organisasi serta beban kerja nyata.
Rancangan tersebut juga menambahkan banyak dasar baru saat menentukan posisi pekerjaan, termasuk persyaratan transformasi digital, tingkat modernisasi kantor, peralatan kerja, dan strategi pengembangan sumber daya manusia nasional.
Bagi daerah, penyusunan jabatan ketenagakerjaan harus memperhatikan karakteristik geografis, jumlah penduduk, tingkat urbanisasi, situasi keamanan dan ketertiban, serta kondisi sosial ekonomi .
Kementerian Dalam Negeri menekankan pentingnya menghubungkan, memperbarui, dan berbagi data posisi pekerjaan antar kementerian, cabang, dan daerah untuk memenuhi persyaratan manajemen modern di masa mendatang.
Tata Cara Penanganan Pegawai Negeri Sipil yang Tidak Memenuhi Syarat Jabatan
Berdasarkan rancangan tersebut, paling lambat 31 Desember 2026, kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah harus menyelesaikan dan menerbitkan keputusan pengesahan daftar jabatan sesuai peraturan baru. Paling lambat 1 Juli 2027, seluruh pengaturan dan pemeringkatan PNS berdasarkan jabatan yang telah disetujui harus diselesaikan.
Rancangan undang-undang ini secara jelas mengatur kasus-kasus di mana pegawai negeri sipil diharapkan untuk ditugaskan pada suatu posisi jabatan tetapi tidak sepenuhnya memenuhi persyaratan. Dalam hal ini, pimpinan instansi yang mempekerjakan pegawai negeri sipil tersebut harus menyediakan posisi yang sesuai dengan pangkatnya saat ini selama 12 bulan agar pegawai negeri sipil tersebut dapat menyelesaikan jabatan tersebut.
Setelah periode ini, jika persyaratan masih belum terpenuhi, instansi akan mempertimbangkan untuk mengganti posisi dengan pangkat yang lebih rendah, atau memindahkannya ke instansi lain dengan posisi yang sesuai. Jika pengaturan tersebut tidak dapat dilakukan, disarankan untuk melakukan perampingan staf sesuai peraturan.
Menurut Kementerian Dalam Negeri, peraturan ini menandai langkah penting ke arah "penghapusan jabatan seumur hidup" sekaligus menciptakan mekanisme penyaringan berdasarkan kapasitas kinerja tugas, yang terkait langsung dengan persyaratan jabatan.
Source: https://www.vietnamplus.vn/bo-noi-vu-de-xuat-den-dau-thang-72027-hoan-thanh-sap-xep-cong-chuc-theo-vi-tri-viec-post1078854.vnp






Komentar (0)