Pada upacara di Taman Mawar Gedung Putih pada hari Rabu (2 April), Trump mengangkat sebuah papan yang menguraikan tarif yang menurut pemerintah telah "dikenakan" oleh mitra dagang terhadap AS, serta tarif "timbal balik" yang akan dikenakan AS sebagai tanggapan.
Oleh karena itu, tarif "timbal balik" tersebut pada dasarnya hanya setengah dari jumlah yang menurut pemerintahan Trump telah diterapkan oleh masing-masing negara terhadap AS. Misalnya, poster tersebut menunjukkan bahwa China menerapkan tarif 67% dan AS akan menerapkan tarif timbal balik sebesar 34% sebagai tanggapan.
Namun, sebuah laporan dari Cato Institute menunjukkan bahwa tarif rata-rata tertimbang perdagangan di sebagian besar negara jauh lebih rendah daripada yang dinyatakan oleh pemerintahan Trump. Laporan ini didasarkan pada tarif rata-rata tertimbang perdagangan dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk tahun 2023, tahun terbaru yang datanya tersedia.
Secara spesifik, Cato Institute menyatakan bahwa rata-rata tarif impor tertimbang perdagangan dari China pada tahun 2023 adalah 3%, bukan 67% seperti yang diklaim oleh pemerintahan Trump.
Sebagai contoh, pemerintahan Trump menyatakan bahwa Uni Eropa mengenakan tarif 39% pada AS, tetapi laporan Cato menunjukkan bahwa tarif rata-rata tertimbang perdagangan Uni Eropa pada tahun 2023 adalah 2,7%.
Dalam contoh lain, pemerintahan Trump menyatakan bahwa India mengenakan tarif 52% pada AS, tetapi Cato menunjukkan bahwa tarif rata-rata tertimbang perdagangan India pada tahun 2023 adalah 12%.
Berikut adalah tabel perbandingan tentang bagaimana pemerintahan Trump menghitung tarif dan bagaimana WTO menghitung tingkat tarif rata-rata menggunakan faktor bobot perdagangan (sumber: CNBC).
Meskipun Perwakilan Perdagangan AS (USTR) menyatakan dalam siaran pers bahwa menghitung dampak gabungan dari tarif, peraturan, pajak, dan kebijakan lainnya di berbagai negara “dapat diwakili dengan menghitung tingkat tarif yang akan membuat defisit perdagangan bilateral menjadi nol.”
"Jika defisit perdagangan yang terus-menerus disebabkan oleh kebijakan tarif dan non-tarif serta prinsip-prinsip mendasar, maka tingkat tarif yang tepat untuk mengimbangi kebijakan dan prinsip-prinsip mendasar tersebut bersifat timbal balik dan adil," kata USTR dalam siaran pers.
Namun, banyak pengguna media sosial minggu ini dengan cepat menyadari bahwa pemerintahan Trump tampaknya menghitung defisit perdagangan dengan membagi jumlah impor dari negara tertentu untuk menentukan tarif yang menurut pemerintahan Trump diterapkan negara-negara tersebut kepada AS. Ini adalah pendekatan yang tidak biasa karena menunjukkan bahwa AS hanya mempertimbangkan defisit perdagangan barang tetapi mengabaikan perdagangan jasa.
Sumber: https://thoibaonganhang.vn/cach-tinh-thue-quan-cua-my-cao-hon-nhieu-so-voi-du-lieu-cua-wto-162335.html






Komentar (0)