Baru-baru ini, sebuah akun Facebook memicu kontroversi dengan mengunggah undangan pernikahan. Pengantin pria dan wanita "dengan hati-hati" menyertakan kode QR rekening bank mereka pada undangan tersebut. Sebagian besar orang menyetujui tindakan keluarga pasangan tersebut.
Namun, beberapa komentator berpendapat bahwa mencetak kode QR rekening bank pada undangan pernikahan sama saja dengan "memaksimalkan pendapatan," yang menyiratkan bahwa meskipun para tamu tidak hadir, mereka tetap harus memindai kode tersebut untuk mengirimkan hadiah pernikahan.
Sebuah resepsi pernikahan di provinsi Bac Giang menampilkan kode QR rekening bank agar para tamu dapat dengan mudah memindai dan mentransfer hadiah pernikahan.
Sebelumnya, sebelum kode QR menjadi populer, beberapa orang mencetak nomor rekening bank dan menempelkannya pada kotak hadiah pernikahan atau meletakkannya di meja resepsionis. Hal ini dianggap praktis bagi para tamu, karena mereka yang tidak ingin menggunakan uang tunai dapat mentransfer uang. Selain itu, sudah menjadi kebiasaan bagi siapa pun yang menghadiri pernikahan untuk mengirimkan hadiah berupa uang sebagai ucapan selamat.
Penerapan teknologi dalam kehidupan membawa banyak kemudahan, tetapi juga perlu dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana. Misalnya, kecuali untuk pernikahan, perayaan lain seperti ulang tahun, pindah rumah, acara menyambut kelahiran bayi, atau bahkan pemakaman akan sangat tidak pantas jika kode QR rekening bank yang dicetak ditampilkan di area resepsi. Dalam hal ini, penyelenggara acara dapat mencetak kode QR rekening bank terlebih dahulu dan hanya menunjukkannya kepada mereka yang membutuhkannya.
Di era ketika pemerintah gencar berkampanye untuk mengurangi penggunaan uang tunai dalam pembayaran sehari-hari, penggunaan kode QR rekening bank semakin meluas. Banyak toko dan tempat usaha menampilkan kode QR rekening bank mereka dengan jelas agar pelanggan dapat dengan mudah memindai dan membayar. Banyak pengemudi ojek online dan petugas pengiriman juga menyiapkan lembaran kertas yang dicetak dengan kode QR rekening bank untuk pelanggan mereka.
Namun, pengguna perangkat teknologi tidak hanya perlu berhati-hati tetapi juga waspada dalam melindungi informasi mereka. Kita telah menyaksikan banyak orang lupa menghapus informasi mereka setelah memasukkannya ke mesin registrasi di supermarket, rumah sakit, dan lain-lain. Misalnya, pada mesin registrasi medis, orang berikutnya dapat dengan jelas melihat informasi pribadi orang sebelumnya, termasuk nama lengkap, tanggal lahir, nomor identitas, alamat, dan lain-lain. Idealnya, perangkat lunak aplikasi harus dirancang untuk secara otomatis menghapus informasi yang ditampilkan di layar setelah kartu registrasi dicetak. Lokasi mesin registrasi ini harus memiliki pelindung tambahan di atas dan di kedua sisi layar untuk mencegah orang lain membaca informasi yang ditampilkan.
Sumber: https://nld.com.vn/dung-ma-qr-can-te-nhi-va-can-trong-196240130202916294.htm






Komentar (0)