(QBĐT) - April benar-benar telah tiba. Kehadirannya bukan hanya terlihat di kalender; kita dapat merasakannya melalui perubahan cuaca. Hari-hari sejuk dan gerimis ringan musim semi telah berlalu. Sebagai gantinya, kita melihat hujan deras musim panas. Sinar matahari April murni dan keemasan, mengintip di atas beranda seperti madu yang mengalir; aroma dan warna April benar-benar manis.
Bulan April tiba, membawa perpisahan dengan musim semi.
Bumi dan langit meratapi memudarnya keindahan musim semi.
Cuaca bulan April seperti seorang gadis muda yang baru mulai jatuh cinta, berubah-ubah dan rentan terhadap perubahan suasana hati yang aneh, dengan hujan dan sinar matahari yang bergantian, panas dan dingin, terus berubah dan tidak dapat diprediksi. April dapat dilihat sebagai jembatan antara musim semi dan musim panas. Silakan berjalan perlahan, lembut, dan sentuh April untuk merasakan cuaca yang bergejolak dan bertransisi dari musim semi ke musim panas. Langit April tampak lebih biru, dengan beberapa awan putih yang melayang riang di cakrawala. Bunga lili—bunga bulan April—beberapa sudah mekar, sementara yang lain masih malu-malu bertunas, menunggu hari untuk melepaskan keharumannya. April masih merupakan awal musim panas, cuacanya belum sepenuhnya musim panas maupun musim semi, itulah sebabnya saya suka menyebut matahari April sebagai "matahari awal musim panas."
Aku menyambut pagi awal musim panas di beranda, memandang hamparan ladang hijau yang luas di desa, mendengarkan kicauan burung, dan mengenang masa kecilku. Matahari bulan April berkilauan, sinarnya menyinari sawah yang mulai berbunga. Barisan batang padi membentang tak berujung seperti sutra merah muda yang lembut. Sesekali, rumpun padi bergoyang lembut tertiup angin, menyatu dengan melodi pedesaan. Hanya dalam beberapa hari lagi, ladang-ladang itu akan diselimuti warna keemasan baru yang cerah, mencerminkan senyum berseri-seri orang tuaku dan para petani.
Saat bulan April tiba, ibuku mengeluarkan selimut dan jaket katun untuk dicuci dan dikeringkan setelah hawa dingin terakhir musim semi, bersiap menghadapi terik matahari di negeri yang berangin dan cerah ini. Matahari April yang kering dan sejuk membawaku kembali ke masa kecilku, ke hari-hari menggembalakan kerbau dan menerbangkan layang-layang di ladang yang berangin, ke sore hari musim panas yang kuhabiskan menyelinap pergi dari ibuku untuk menangkap ikan di sawah... Semua itu tiba-tiba kembali dengan luapan emosi yang menyentuh dan manis.
Saat bulan Maret mengucapkan selamat tinggal, gerimis musim semi yang lembut telah hilang, digantikan oleh hujan deras yang tiba-tiba dan singkat. Hujan deras yang penuh semangat, agak impulsif, namun semarak ini membawa esensi musim panas. Setelah hujan, pelangi muncul, penuh dengan irama musim semi dan musim panas. Pelangi membawa harapan, keberuntungan, dan kegembiraan.
April kembali, membawa serta irama kehidupan yang semarak. Inilah saatnya pepohonan yang berwarna-warni menyala merah, pohon crape myrtle berubah ungu, burung cuckoo memanggil kawanannya, dan kicauan jangkrik yang tak kenal lelah seperti biola memainkan tarian musim panas yang meriah. Inilah saatnya para siswa dengan antusias saling mengedarkan buku tanda tangan, sibuk mempersiapkan revisi akhir tahun mereka. Ini adalah momen-momen ajaib, sebuah perjanjian yang menandai transisi dari musim semi ke musim panas.
Bulan April kembali, waktu istimewa di musim semi bagi seluruh bangsa. Ini adalah waktu ketika orang-orang di seluruh negeri menyanyikan lagu-lagu kemenangan yang penuh sukacita. Dari desa-desa terpencil hingga kota-kota yang ramai, bendera dan bunga memenuhi udara, dipenuhi dengan semangat kepahlawanan. Ini adalah momen gemilang dalam sejarah, waktu bagi leluhur kita untuk mengingat mereka yang berkorban untuk kebebasan dan perdamaian . Ini juga saat kakek saya akan mengeluarkan seragam militer dan medali-medalinya, membersihkannya, mengaguminya, dan mulai menceritakan kisah-kisah sejarah kepada cucu-cucunya. Kenangan-kenangan heroik itu tidak pernah pudar dari benaknya; kenangan itu tetap selalu ada.
April adalah permadani sejarah, sarat dengan darah dan pengorbanan leluhur kita, membangkitkan kenangan menyakitkan tentang bangsa namun bersinar dengan cahaya yang gemilang. Kehidupan biasanya ramai dan berisik, tetapi April adalah nada suram dalam simfoni waktu, mengingatkan kita pada prinsip "minum air, mengingat sumbernya" dan nilai-nilai inti kehidupan. April adalah waktu untuk menghormati kenangan sejarah, waktu untuk mengingat dan mengungkapkan rasa syukur.
Sumber: https://baoquangbinh.vn/van-hoa/202504/cham-khe-thang-tu-2225538/






Komentar (0)