Wakil Komandan Komando Militer Distrik Vinh Thong, Nguyen Viet Cuong (tengah), menyosialisasikan Undang-Undang Wajib Militer kepada generasi muda, Tran Tien Dat (kiri sampul) dan Le Thanh Quy. Foto: THU OANH
Mempromosikan tradisi revolusioner
Di antara wajah-wajah khas itu adalah pemuda Le Thanh Quy (19 tahun), yang tinggal di daerah Soc Cung, distrik Vinh Thong, yang baru saja lulus SMA pada tahun 2025. Lahir dalam keluarga dengan tradisi revolusioner, kakek-neneknya ikut serta dalam perang perlawanan untuk menyelamatkan negara, ayahnya adalah anggota partai, Quy segera ditanamkan dengan cita-cita mengabdi kepada negara saat masih sekolah.
Sejak kelas 9, Quy bermimpi suatu hari nanti mengenakan seragam tentara. "Bayangan para prajurit Paman Ho berbaris dengan khidmat dan gagah berani, lalu bersikap dekat dan ramah saat membantu warga di daerah banjir atau menjaga perbatasan, menyentuh dan mengesankan saya. Saya berharap suatu hari nanti saya bisa seperti mereka, berkontribusi melindungi tanah air saya," ungkap Quy.
Bertekad menjadi tentara, pada tahun 2025, Quy mendaftar ke Akademi Penjaga Perbatasan tetapi tidak diterima. Tanpa gentar, ia mengajukan diri untuk bergabung dengan tentara, siap untuk mencoba lagi. “Saya meminta pendapat ayah saya, dan beliau berkata bahwa bergabung dengan tentara mungkin sulit pada awalnya, tetapi kita akan terbiasa. Saya pikir jika kita bertekad, tidak ada yang mustahil. Jika saya tidak memenuhi persyaratan tahun ini, saya akan terus mendaftar tahun depan,” tegas Quy.
Saat ini, Quy rutin berolahraga untuk menjaga kebugaran fisiknya sebelum wajib militer mendatang. "Tinggi saya 1,72 m dan berat 73 kg, tapi saya tidak berpuas diri. Saya rutin bermain sepak bola dan berolahraga agar siap bertugas di mana pun jika terpilih," ujar Quy.
Anggota partai muda menjadi sukarelawan untuk bergabung dengan tentara
Tran Tien Dat (18 tahun), yang tinggal di daerah Ta Keo Vam, Distrik Vinh Thong, adalah anggota aktif Persatuan Pemuda dan merasa terhormat diterima menjadi anggota Partai pada Juni 2025 di SMA Ngo Si Lien. Tak hanya aktif berpartisipasi dalam kegiatan Persatuan Pemuda, Dat juga sejak dini memupuk cita-cita mengabdi kepada negara di lingkungan militer.
"Kakek dan nenek saya ikut serta dalam perang perlawanan. Melalui kegiatan Persatuan Pemuda, saya memahami bahwa kaum muda memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam membangun dan melindungi Tanah Air. Menyadari bahwa prestasi akademik saya biasa-biasa saja dan sulit untuk masuk sekolah militer, saya memutuskan untuk menjadi sukarelawan di militer, berharap dapat berkontribusi untuk jangka panjang," ujar Dat.
Dat belajar membantu keluarganya sejak dini. Setelah lulus SMA, sambil menunggu wajib militer, ia dan ibunya bekerja sebagai buruh pabrik. "Ayah saya seorang nelayan, ibu saya seorang perempuan Khmer yang bekerja sebagai buruh pabrik. Saya mengikuti ibu saya bekerja, baik untuk mencari nafkah maupun untuk melatih diri sebelum bergabung dengan militer," kata Dat. Dukungan keluarga menjadi motivasi bagi Dat untuk teguh menjalani jalan yang telah dipilihnya. "Ayah dan ibu saya menghormati keputusan saya, membantu saya untuk yakin akan pilihan saya," aku Dat.
Wakil Komandan Komando Militer Distrik Vinh Thong, Nguyen Viet Cuong, mengatakan: “Para pemuda yang mendaftar menjadi sukarelawan militer menunjukkan semangat kepeloporan dan tanggung jawab mereka untuk melanjutkan tradisi leluhur, siap berangkat ketika Tanah Air memanggil. Ke depannya, distrik akan terus menggalakkan propaganda agar semakin banyak warga yang proaktif mengajukan aplikasi pendaftaran menjadi sukarelawan militer, yang berkontribusi pada peningkatan kualitas rekrutmen militer.”
KAMIS OANH
Sumber: https://baoangiang.com.vn/chon-cach-buoc-vao-uoc-mo-quan-ngu-a464204.html
Komentar (0)