Pagi ini (29 Januari), Hakim Linda Chan (Hong Kong) mengeluarkan putusan terhadap Evergrande. Ia menyatakan bahwa perusahaan tersebut tidak dapat mengajukan rencana restrukturisasi yang wajar meskipun persidangan telah ditunda selama berbulan-bulan.
"Pengadilan sekarang memutuskan bahwa ini lebih dari cukup," tegasnya.
Hakim mengatakan akan mengumumkan detail lebih lanjut mengenai keputusan tersebut sore ini. Para ahli mengatakan pengadilan akan menunjuk seorang kurator sementara untuk aset Evergrande.
Perusahaan ini saat ini memiliki aset sekitar $240 miliar, tetapi terbebani utang lebih dari $300 miliar. Mereka dianggap sebagai perusahaan dengan utang terbesar di dunia .
Evergrande gagal membayar utang internasionalnya pada akhir tahun 2021 dan menjadi contoh utama krisis di pasar real estat Tiongkok.
Proyek perumahan Evergrande di Beijing (Foto: Reuters)
Kelompok tersebut telah menyusun rencana untuk merestrukturisasi utang senilai $23 miliar kepada kelompok pemegang obligasi khusus selama hampir dua tahun. Namun, rencana awal tersebut gagal pada akhir September tahun lalu ketika pendiri Evergrande, Hui Ka-yin, diselidiki.
"Likuidasi Evergrande merupakan sinyal bahwa Tiongkok bersedia berjuang sekuat tenaga untuk mengakhiri gelembung properti. Hal ini mungkin berdampak positif bagi perekonomian dalam jangka panjang, tetapi akan menimbulkan kesulitan dalam jangka pendek," ujar Andrew Collier, direktur perusahaan riset Orient Capital Research, kepada Reuters .
Putusan likuidasi Evergrande kemungkinan akan mengguncang pasar modal dan properti China yang sudah rapuh.
Pasar properti Tiongkok masih terjerumus dalam krisis. Pasar saham juga mencapai titik terendah dalam lima tahun. Berita Evergrande bisa memperburuk keadaan.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)