Saham Apple ditutup pada sesi perdagangan 12 Juni pada rekor tertinggi, menunjukkan bahwa raksasa teknologi itu kembali meraih posisi kepemimpinan pasarnya.
Pada penutupan perdagangan 12 Juni, saham Apple naik 1,6% menjadi $183,79. Ini adalah pertama kalinya harga saham mencapai puncak baru sejak Januari 2022. Pekan lalu, setelah meluncurkan kacamata Vision Pro, saham Apple juga mencapai rekor tertinggi, tetapi tidak dapat mempertahankannya hingga akhir sesi.
Saham Apple telah naik 41% sejak awal tahun, melampaui kenaikan 35% di Indeks Nasdaq 100. Saham ini tetap populer di tengah kondisi pasar, dan dianggap sebagai tempat berlindung yang aman selama gejolak perbankan awal tahun ini.
Kinerja saham Apple selama tiga tahun terakhir. Grafik: Bloomberg
Investor melihat neraca yang kuat dan aliran pendapatan yang stabil sebagai hal positif. Hasil kinerja Apple baru-baru ini juga melampaui perkiraan, meredakan kekhawatiran tentang prospek pertumbuhannya. Investor juga optimistis dengan rencana Apple untuk memperluas dan menghidupkan kembali jaringan ritelnya.
"Apple memiliki peta jalan yang disukai banyak orang. Mereka memiliki arus kas yang besar dan model bisnis yang hebat. Kami melihat banyak investor kembali ke pasar. Apple hanyalah salah satu saham yang mereka rasa nyaman untuk dimiliki, baik naik maupun turun, karena mereka yakin akan menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang," jelas Wayne Kaufman, analis pasar di Phoenix Financial Services.
Kebangkitan Apple juga akan mendukung pasar yang lebih luas. Apple kini menjadi perusahaan terbesar di Wall Street, dengan kapitalisasi pasar sebesar $2,89 triliun. Sebelumnya, Apple memiliki kapitalisasi pasar historis sebesar $3 triliun.
Ha Thu (menurut Bloomberg)
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)