Tidak seperti ibu kota Phnom Penh yang ramai atau Siem Reap yang misterius, Kampot (Kamboja) memiliki keindahan kuno dan damai, dan menjadi tujuan akhir pekan bagi wisatawan Vietnam.

Kampot adalah provinsi di selatan Kamboja, sekitar 150 km dari ibu kota Phnom Penh, dan sekitar 60 km dari gerbang perbatasan Xa Xia di kota Kien Giang . Kampot terkenal dengan arsitektur Prancis kunonya, Pantai Kep, pegunungan, dan kota tua Bokor yang bertempo santai.
Selain destinasi bersejarah, Kampot juga terkenal sebagai negeri durian Kamboja. Simbol durian terletak di pusat kota.

Kampot memiliki banyak karya arsitektur Prancis kuno. Pada abad ke-19, tempat ini dipilih oleh penjajah Prancis sebagai pusat administrasi di wilayah perbatasan.

Bundaran durian, air mancur kuda laut, jam raksasa (dalam gambar), dan jembatan Entanou merupakan karya arsitektur ikonik kota tersebut, yang letaknya berdekatan, sehingga memudahkan wisatawan untuk berkunjung.
Menurut Khmer Times, Jam raksasa ini dibangun dengan gaya tradisional, berstruktur tabung, dan memiliki angka-angka dalam aksara Khmer. Tinggi jam 35 m dan diameter permukaan jam 9,7 m.

Jembatan Entanou juga merupakan salah satu karya arsitektur Prancis kuno yang terkenal di Kampot. Menurut situs web perjalanan Kamboja, Cambodiabeginsat40 , Jembatan Entanou dibangun pada masa penjajahan Prancis, sebagian rusak akibat perang. Entanou kemudian dibangun kembali, dengan dua bentang yang paling dekat dengan kota (sudut kiri) dipertahankan seperti aslinya. Saat ini, untuk melestarikan jembatan, hanya pejalan kaki, sepeda, sepeda motor, dan tuktuk yang diizinkan menyeberang.

Pada bulan April, Kampot mendapatkan simbol baru, yaitu air mancur kuda laut setinggi 8 meter yang menghadap Sungai Prek Kampong Kandal yang besar. Kuda laut dianggap sebagai simbol kemakmuran, keberuntungan, dan kesuksesan dalam budaya Kamboja. Tempat ini juga diharapkan menjadi salah satu simbol yang sering dikunjungi wisatawan ketika berkunjung ke Kampot.

Bangunan-bangunan tua bergaya Prancis menambah suasana damai di lingkungan tersebut. Kini, bangunan-bangunan tersebut telah dialihfungsikan dan direnovasi untuk menampung kantor-kantor pemerintahan, restoran, dan kafe.

Tuktuk adalah salah satu moda transportasi populer di Kamboja, terutama bagi wisatawan. Wisatawan mengunduh aplikasi Pass - sebuah aplikasi untuk memesan mobil dengan harga terjangkau dan tanpa perlu menawar. Untuk menggunakan aplikasi ini, wisatawan memerlukan nomor telepon Kamboja. Beberapa operator yang dapat digunakan antara lain Smart Axiata, Cellcard, dan Metfone.

Kampot beriklim cukup panas, jadi pengunjung disarankan untuk menyiapkan tabir surya, topi, dan payung. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah Desember hingga Mei tahun berikutnya. Saat ini, Kamboja sedang musim kemarau, sehingga pengunjung dapat dengan mudah mengatur jadwal dan menikmati liburan.
Jalanan di Kampot secara umum dan area pusat di mana banyak pertokoan berada cukup sepi.

Pengunjung dapat menikmati beragam hidangan khas dan jajanan kaki lima Kamboja dengan harga mulai dari 2 USD (sekitar 50.000 VND). Salad pepaya dan udang terbuat dari pepaya, wortel, jagung, telur, udang segar, bihun, dan berbagai macam rempah seharga 3 USD (sekitar 78.000 VND).

Kota Tua Kampot tampak cemerlang di malam hari.
Dari Kota Ho Chi Minh, wisatawan memesan tiket bus ke Phnom Penh dengan harga sekitar 500.000 hingga 900.000 VND, dengan paspor yang masih berlaku minimal 6 bulan. Kemudian, perjalanan dari Phnom Penh ke Kampot dengan bus memakan biaya sekitar 300.000 VND.
Selain itu, pengunjung dapat naik bus dari Kota Ho Chi Minh ke Ha Tien (Kien Giang) seharga 200.000 hingga 500.000 VND, kemudian dari Ha Tien ke Kampot dengan bus seharga 300.000 VND.
Kampot belum memiliki bandara, jadi pengunjung dari Hanoi bisa membeli tiket pesawat ke Phnom Penh lalu naik bus ke Kampot. Atau, untuk menghemat biaya, pengunjung bisa memilih terbang ke Kota Ho Chi Minh lalu melanjutkan perjalanan seperti yang dijelaskan di atas.
Sumber






Komentar (0)