
Siswa Sekolah Menengah Atas untuk Etnis Minoritas Chau Thanh mengunjungi dan mempelajari tradisi di situs peninggalan Menara Empat Martir. Foto: DANH THANH
Menara ini menandai sejarah
Menurut Yang Mulia Danh Dong - Ketua Asosiasi Biksu dan Biksu Patriotik Provinsi, setelah Serangan Tet tahun 1968 dan musim panas tahun 1972, tentara dan rakyat Selatan terus memberontak di mana-mana. Pemerintah Saigon mengeluarkan perintah "Mobilisasi Umum" untuk memobilisasi pasukan, sering melancarkan pengepungan di pagoda-pagoda Khmer, dan menangkap pemuda Khmer, termasuk biksu Khmer, untuk bergabung dengan tentara. Menghadapi situasi tersebut, di bawah arahan Komite Partai Provinsi Rach Gia, Komite Gerakan Khmer dan Asosiasi Biksu dan Biksu Patriotik Provinsi bertemu, menyepakati rencana, membentuk Komite Komando, dan menugaskan pasukan untuk mempersiapkan demonstrasi.
Tepat pukul 05.30 tanggal 10 Juni 1974, sebuah kelompok demonstrasi yang terdiri dari 600 biksu dan lebih dari 2.000 orang turun ke jalan untuk memprotes penindasan AS dan rezim boneka, menuntut kebebasan berkeyakinan dan beragama, serta menentang wajib militer bagi para biksu. Demonstrasi tersebut dibubarkan, dan empat biksu, yaitu Danh Tap, Lam Hung, Danh Hom, dan Danh Hoi, secara heroik mengorbankan nyawa mereka. "Meskipun perjuangan ditindas oleh musuh, peristiwa 10 Juni 1974 menjadi tonggak sejarah perjuangan heroik tentara dan rakyat, sebuah simbol semangat patriotik dan teguh rakyat Khmer," kata Yang Mulia Danh Dong.
Setelah reunifikasi negara, untuk memperingati pengorbanan keempat biksu tersebut, pada awal tahun 1976, Negara memerintahkan pembangunan Menara Empat Martir di komune Chau Thanh. Pada bulan Maret 1987, Asosiasi Biksu Buddha Patriotik Provinsi mengadakan upacara pemakaman kembali dan menempatkan jenazah keempat biksu tersebut di menara tersebut. Pada tanggal 28 September 1990, Kementerian Kebudayaan, Olahraga , dan Pariwisata mengeluarkan Keputusan No. 993/QD-BVHTTDL, yang mengakui Menara Empat Martir sebagai situs sejarah nasional. Pada tahun 2014, Sangha Buddha Vietnam secara anumerta menganugerahkan gelar Yang Paling Dimuliakan kepada keempat biksu tersebut.
Selama bertahun-tahun, relik tersebut telah dipugar dan dihiasi dengan berbagai benda seperti ruang kuliah, gerbang, gedung pameran, prasasti peringatan, pepohonan, dan jalan-jalan internal. Setiap tahun, pada tanggal 10 Juni, upacara peringatan untuk empat biksu martir diselenggarakan secara khidmat oleh Komite Rakyat komune tersebut, berkoordinasi dengan Asosiasi Biksu Patriotik dan Biksu Provinsi, yang menarik banyak biksu, umat Buddha, dan masyarakat dari seluruh penjuru dunia. "Menara Empat Martir bukan hanya tempat untuk mengenang jasa keempat biksu tersebut, tetapi juga simbol patriotisme, sebuah pidato merah untuk mendidik tradisi revolusioner bagi generasi muda, khususnya pemuda Khmer," ujar Bapak Danh Hung - Wakil Kepala Sekolah Menengah Chau Thanh untuk Etnis Minoritas.
Rasa Syukur dan Tindak Lanjut
Bagi masyarakat An Giang, menara ini bukan hanya tempat beribadah, tetapi juga pengingat bagi generasi muda akan masa kejayaan, ketika para biksu Khmer memendam cinta yang membara untuk Tanah Air di lubuk hati mereka, tempat untuk mengungkapkan kebanggaan dan rasa syukur yang mendalam. Ibu Thi Nhung, yang tinggal di komune Chau Thanh, bercerita: "Selama lebih dari 15 tahun, setiap tanggal 10 Juni, keluarga saya selalu membawa persembahan ke menara ini. Ayah dan paman saya adalah martir, jadi saya semakin menghargai nilai perdamaian dan kemerdekaan saat ini."
Tak hanya menjadi alamat merah di hati masyarakat, Menara 4 Martir juga menjadi tujuan pendidikan tradisional bagi anggota serikat, pelajar, dan murid. Danh Huynh Thuy Vy, siswa kelas 6/3, Sekolah Asrama untuk Etnis Minoritas, Sekolah Menengah Chau Thanh, mengatakan: "Pertama kali saya datang membakar dupa untuk mengenang keempat biksu tersebut, saya sungguh tersentuh dan bangga. Kami memahami bahwa, untuk menjalani kehidupan yang damai dan sejahtera saat ini, para leluhur kami, termasuk para biksu terkasih, telah berkorban. Saya dan teman-teman akan berusaha belajar dan berlatih agar layak atas dedikasi tersebut."
Ucapan terima kasih dari generasi muda saat ini, beserta persembahan dupa, merupakan bukti vitalitas abadi dari api patriotisme. Direktur Departemen Etnis Minoritas dan Agama, Danh Phuc, mengatakan: "Menara Empat Martir memiliki makna khusus, tidak hanya karena nilai historisnya tetapi juga karena makna pendidikannya yang mendalam bagi generasi muda. Ini merupakan bukti nyata patriotisme dan tekad gigih bangsa Khmer, dan merupakan sumber penting pendidikan bagi tradisi revolusioner dan menumbuhkan kebanggaan nasional bagi generasi muda saat ini."
Lebih dari setengah abad telah berlalu, Menara Empat Martir masih berdiri tegak di sana, tenang di jantung Chau Thanh, bagai obor suci yang menghangatkan generasi. Setiap bunga dan dupa yang dipersembahkan di sini merupakan ungkapan rasa syukur yang mendalam, sebuah kelanjutan dari aliran patriotik, agar api abadi para biksu di masa lalu akan selalu menyala terang di hati rakyat Khmer.
KOTA TERKENAL
Sumber: https://baoangiang.com.vn/dia-chi-do-cua-dong-bao-khmer-a466143.html






Komentar (0)