Mason Mount menunjukkan dia masih memiliki nilai. |
Bintang Inggris itu tidak hanya membuka skor lebih awal, tetapi juga memberikan napas baru ke dalam gaya permainan Manchester United - tim yang tampak kelelahan setelah kekalahan dari Brentford minggu lalu.
Kembalilah pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat
Ruben Amorim membutuhkan dorongan untuk membangkitkan semangat timnya, dan ia memilih Mount—yang sebelumnya terbayang-bayang oleh pemain-pemain baru yang mahal. Menggantikan Matheus Cunha, gelandang Inggris itu ditarik kembali ke peran alaminya: seorang pemain nomor 8 yang lincah, kreatif, dan cerdas yang bergerak di antara lini. Dan hanya dalam delapan menit, Mount membuktikan bahwa Amorim benar.
Umpan Bryan Mbeumo dari sayap kanan menembus pertahanan Sunderland bagai pisau, tetapi sentuhan pertama Mount yang luar biasa dan penyelesaian apiknyalah yang membangkitkan semangat Old Trafford. Itu adalah gol pertama United di Liga Primer sejak awal musim di bawah Amorim, dan juga sebuah penegasan bahwa Mount masih berharga – baik secara profesional maupun mental.
Dulunya merupakan rekrutan yang sangat dinantikan di bawah asuhan Erik ten Hag, Mount diganggu cedera dan perlahan kehilangan tempatnya seiring United mengubah sistem taktis mereka. Kedatangan penyerang baru - Benjamin Sesko, Bryan Mbeumo, Matheus Cunha - membuatnya terpinggirkan, bahkan terkadang bereksperimen dengan posisi bek sayap kiri, yang merupakan pengorbanan berlebihan bagi pemain yang terlahir untuk menyerang.
Namun Amorim, yang memahami pentingnya pemain yang lincah dan cerdas secara taktis, tidak pernah menyerah pada Mount. Melawan Sunderland di Old Trafford, ia memberinya kesempatan dan mendapatkan respons yang meyakinkan.
Mount tak hanya mencetak gol, tetapi juga mengendalikan tempo, dengan lihai lolos dari tekanan lawan, dan menciptakan ruang bagi Mbeumo dan Amad untuk beroperasi. Ia adalah sosok yang membuat sistem tekanan tinggi MU lebih berirama – senjata yang telah dibangun keras oleh Amorim sejak awal musim.
Mount mencetak gol dalam kemenangan MU 2-0 atas Sunderland. |
Di usia 26 tahun, Mount bukan lagi "bintang muda", melainkan pemain yang matang, yang telah berjuang di Liga Champions dan tahu arti bersaing di level tinggi. Cara bermainnya melawan Sunderland—yang kurang mencolok, lebih terukur—menunjukkan kedewasaan yang sangat dibutuhkan United dalam pertandingan-pertandingan menegangkan.
Mount tidak lagi mengejar bola seperti di Chelsea, tetapi tahu cara berlari untuk membuka ruang, mengurai pertahanan lawan, dan terkadang, satu sentuhan cerdas saja sudah cukup untuk membuat perbedaan. Sikap tenang itulah yang membantunya menyeimbangkan lini tengah MU—di mana Bruno Fernandes sering terisolasi di pertandingan-pertandingan besar.
Jembatan antara yang lama dan yang baru
Mount telah menjadi simbol filosofi sepak bola yang ingin ditanamkan Amorim di Old Trafford: tim yang kompak, pressing yang cerdas, dan transisi yang cepat. Ia tidak secemerlang Marcus Rashford, tidak se-eksplosif Sesko, tetapi ia adalah sosok yang menjaga segalanya berjalan pada jalur yang tepat.
Kemenangan atas Sunderland tak hanya melegakan tim, tetapi juga menjadi penegasan bagi Mount: bahwa ia masih cukup baik untuk menjadi faktor kunci dalam proses pembangunan kembali ini. Dalam konteks MU yang sedang mencari jati diri, pemain seperti Mount—yang energik, disiplin, dan rendah hati—adalah fondasi stabilitas jangka panjang.
Mount sedang menghidupkan kembali wujudnya. |
Mount pernah dianggap sebagai rekrutan di waktu yang salah, tetapi di bawah Amorim, ia membuktikan bahwa terkadang pemain yang paling terabaikan justru membuat perbedaan terbesar. Gol melawan Sunderland bukan sekadar satu poin, melainkan awal dari babak baru – baik bagi Mount maupun United.
Jika Amorim membutuhkan simbol proses pemulihan kepercayaan diri, Mount adalah bukti paling nyata: seorang pemain yang tahu caranya bersabar, tahu caranya menunggu, dan tahu caranya bersinar di waktu yang tepat bagi tim. Dan di musim di mana MU masih menghadapi banyak tantangan, performa Mason Mount bisa menjadi kunci bagi "Setan Merah" untuk benar-benar kembali ke diri mereka sendiri.
Sumber: https://znews.vn/diem-10-cho-mason-mount-post1590823.html
Komentar (0)