
Mengagumi dunia mimpi dengan tenang di pameran Loan Phuong "Jalan Menuju Awan" - Foto: H.VY
Pameran ini membuka dunia pernis keemasan yang berkilauan, tempat bunga, hewan, gadis, dan awan berpadu dalam irama mimpi. Ini adalah dunia virtual milik seniman Loan Phuong sendiri, tempat lukisan membantunya pulih.
Dari kenangan pribadi hingga mimpi bersama
Seniman Loan Phuong lahir pada tahun 1987. Sejak kecil, ia telah menggemari seni lukis, mengambil jurusan seni lukis pernis di Universitas Seni Rupa Kota Ho Chi Minh, kemudian lulus dengan gelar magister seni rupa. Sibuk mengurus keluarga, anak-anak, dan mengajar di Universitas Seni Rupa, ia baru kembali menekuni seni kreatifnya pada tahun 2021.
Perjalanan Loan Phuong menuju Awan dimulai dengan keterkejutan kehilangan ayahnya selama pandemi. Selama masa karantina, menghadapi empat dinding yang menyesakkan dan rasa sakit kehilangan, Loan Phuong memimpikan sebuah surga.
Saya mulai menggambar untuk membuka dunia virtual saya sendiri. Dunia yang saya impikan sangat sederhana dan puitis. Tidak ada rasa sakit, hanya harmoni antara manusia, tumbuhan, bunga, dan hewan yang lembut.
Melukis menyelamatkan saya. Saya merasa seperti bisa pergi ke laut, ke gunung, bahkan terbang ke awan, hidup bebas di alam sementara kota masih sunyi di luar sana..." - Loan Phuong mengaku.
Meski berawal dari rasa sakit, lukisan-lukisan Loan Phuong tidak suram atau sendu, melainkan penuh vitalitas dan kegembiraan. Para penonton dapat dengan mudah merasakan semangat kebangkitan dalam setiap blok warna cerah, rona merah berkilau, dan garis-garis halus yang mengalir.
Di dunia itu, citra perempuan tampak berkilau, terkadang sebagai gadis muda yang penuh mimpi, terkadang sebagai simbol ibu pertiwi yang tenang dan toleran. Mereka menyatu dengan bunga, burung, dan hewan, menjadi bagian dari kehidupan, menciptakan ruang yang magis sekaligus murni...

Bagi Loan Phuong, melukis memungkinkan dia untuk melarikan diri dari kenyataan, terbang ke dalam ruang warna, dan melepaskan emosi dan pikiran batinnya yang selalu menghantuinya - Foto: H.VY
Suara wanita yang lembut dan tahan lama dengan pernis
Dengan 15 tahun berkarya di bidang pernis, bagi Loan Phuong, ini bukan sekadar material, melainkan juga kenangan, endapan waktu. Setiap kali ia memoles, rasanya seperti mengukir jiwanya, menyakitkan sekaligus berkilau...
Ketika cahaya memantul pada emas, perak, atau kulit telur, lukisan-lukisan itu berubah seolah-olah bernapas dan hidup. Loan Phuong tidak mencari kesempurnaan, melainkan napas. Melukis baginya seperti membuka jendela tempat ia bernapas lega dan mengembalikannya kepada penikmatnya.
Lukisan-lukisan pernis Loan Phuong secara ketat mengikuti teknik tradisional, tetapi memiliki semangat dekoratif modern. Kecanggihan dan ketelitian tekniknya tidak membuat lukisannya kehilangan kualitas puitisnya, melainkan justru meningkatkan kejelasan dan kedalamannya.
Menurut kurator dan seniman Phan Trong Van, menggunakan bahan pernis tradisional yang dipadukan dengan teknik canggih dan inspirasi modern, rangkaian lukisan ini merupakan kenangan untuk ayahnya sekaligus penghargaan untuk kehidupan.
Jurnalis Cuong Quach berkomentar: "Di Loan Phuong, pernis bukan hanya nostalgia atau teknik, tetapi juga bahasa mimpi, tempat perempuan, alam, dan keindahan hidup berdampingan."
Jurnalis dan seniman Truong Nguyen Nga berkata: "Ia seolah ingin mencabik-cabik prasangka yang selalu membelenggu perempuan, namun tetap mempertahankan sikap lembut dan melamun, seolah-olah ia hidup di surganya sendiri di bumi."
Kemunculan The Road to the Clouds turut menambahkan suara lembut perempuan dalam arus seni rupa kontemporer Vietnam, di mana seniman perempuan makin hadir dengan percaya diri, bukan lagi sebagai objek yang dikagumi, melainkan sebagai subjek kreatif dan pencerita kisah mereka sendiri.
Sumber: https://tuoitre.vn/duong-len-may-cua-loan-phuong-20251019100407509.htm






Komentar (0)