Karya keramik bertema Paman Ho dipamerkan di Museum Ho Chi Minh di Kota Hue. |
Di ruang Museum Ho Chi Minh di Kota Hue (7 Le Loi, Distrik Thuan Hoa), sebuah pameran seni keramik bertema "Hue bersama Paman Ho" berlangsung. Sebanyak 40 karya yang dipamerkan dipilih dari sekian banyak karya 21 penulis.
Semuanya merupakan ide artistik pribadi yang sangat unik. Para pengunjung tergugah oleh karya "Pencerahan" karya pasangan seniman Vo Quang Hoanh, yang tak hanya indah dalam balutan daun teratai yang dipanggang dari keramik, tetapi juga diterangi oleh lampu-lampu bergambar-Nya, 9 lampu, 9 panggung teratai yang menyalakan api abadi yang menerangi jalan revolusioner bangsa.
Bersama pelukis Le Trung Kien dan Phan Thanh Hung, yang terinspirasi oleh emosi pengorbanan diam-diamnya dalam perjalanan mencari cara menyelamatkan bangsa, mereka berturut-turut menciptakan karya "Batu bata merah membara" dan "Cahaya merah muda" yang menyampaikan banyak emosi mendalam.
Tema "Hue bersama Paman Ho" sungguh menginspirasi para penulis untuk menggambarkan sosok Paman Ho semasa mudanya di Hue, yang dikaitkan dengan tempat-tempat dan peninggalan yang meninggalkan jejaknya di tanah Pegunungan Ngu dan Sungai Huong. Karya-karya "Tanah dan Langit yang Luas" (Nguyen Thien Duc), "Peninggalan Sejarah dan Budaya Rumah Duong No, Hue", "Rumah Presiden Ho Chi Minh di Hue" (Phan Quang Tan), "Hue Mengenang Paman Ho" (Le Phan Quoc), "Koneksi" (Phan Thanh Quang), "Jejak" (To Tran Bich Thuy), "Senyum", "Lagu dan Pegunungan dalam Bayangan", "Aroma Sensual untuk Rakyat" (Le Ba Cang)... telah membawa penonton pada luapan emosi dan kebanggaan terhadap pemimpin yang dicintai.
Selain relief dan bentuk lainnya, patung-patung bundar juga menciptakan daya tarik tersendiri. Set 5 patung karya seniman Hoang Thanh Phong menggambarkan potret mahasiswa Nguyen Tat Thanh selama masa studinya di Sekolah Nasional di Hue, hingga sosok Paman Ho di Viet Bac. Dengan metode pembentukan, penguasaan suhu pembakaran, dan pelapisan glasir dengan berbagai warna, karya-karya yang sangat hidup tentang beliau telah tercipta. Juga diekspresikan dalam bentuk patung bundar, "Mengenang Paman Ho" (Hoang Phi Hung), "Presiden Ho Chi Minh" (Do Van Lan) memiliki cara tersendiri dalam mengekspresikan diri, mulai dari warna glasir, raut wajah, sorot mata, hingga senyum yang membawa semangat pemimpin Ho Chi Minh. Seniman Vo Quang Phat, penulis lukisan keramik "Ho Chi Minh - Eternal Piece", mengambil ide dari 135 karya keramik, yang setiap karya keramiknya dibentuk menjadi potret Presiden Ho Chi Minh dari setiap periode, setiap momen, dan setiap peristiwa. 135 buah keramik dirangkai menjadi potret besar yang melambangkan dedikasi dan kontribusinya kepada rakyat Vietnam.
Dapat dikatakan bahwa setiap karya tentangnya merupakan perspektif artistik yang unik, sublimasi dalam penciptaan, bersama dengan teknik pembakaran keramik, pelapisan kaca, pewarnaan... telah menciptakan karya-karya khusus untuk memperingati ulang tahun ke-135 Presiden Ho Chi Minh - Pahlawan pembebasan nasional, tokoh budaya yang luar biasa.
Pelukis Nguyen Thien Duc, Ketua Asosiasi Seni Rupa Kota Hue, sangat mengapresiasi kreativitas dan tanggung jawab sosial para seniman. "Ke-40 karya tersebut telah menggabungkan berbagai bentuk dan format seni keramik. Mulai dari lukisan di atas keramik, instalasi, hingga patung bundar... semuanya mengekspresikan bahasa keramik modern, menyampaikan banyak nilai seni yang mendalam yang dicurahkan para seniman dengan rasa hormat dan cinta yang mendalam kepada Paman Ho," ujar Bapak Duc.
Ibu Le Thi Thuy Chi, Direktur Museum Ho Chi Minh di Kota Hue, mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya unit tersebut berkoordinasi untuk menyelenggarakan kamp seni keramik bertema Presiden Ho Chi Minh. Karya-karya yang dipamerkan semuanya berkualitas artistik, mendalam isinya, kaya dan hidup maknanya, serta memiliki banyak penemuan dan inovasi baru dalam bentuk ekspresi untuk menciptakan perspektif humanis baru tentang citra Presiden Ho Chi Minh.
Menurut Ibu Chi, menggambarkan Presiden Ho Chi Minh bukanlah hal yang mudah. Bagi para kreator, menghindari pengulangan, menghindari terjebak dalam alur yang monoton atau stereotip selalu menjadi kriteria utama dalam berkarya seni. Namun, para pelukis dan pematung telah mengatasi kesulitan-kesulitan umum untuk berkarya dan mencapai hasil yang sangat luar biasa.
"Setelah pameran berakhir (diperkirakan akhir Agustus), Museum akan menyerahkan karya-karya tersebut kepada para penulis. Namun, Museum juga berencana untuk mengoleksi karya-karya terbaik di antara mereka dalam waktu dekat," ujar Ibu Chi.
Sumber: https://huengaynay.vn/van-hoa-nghe-thuat/gom-nghe-thuat-ke-chuyen-bac-ho-155276.html
Komentar (0)