![]() |
Sejumlah akun Gmail mengalami pencurian data sensitif oleh sekelompok peretas. Foto: Bloomberg . |
Alphabet, perusahaan induk Google, mengatakan sejumlah eksekutif senior di berbagai perusahaan menjadi sasaran kampanye pemerasan email di mana para peretas mengklaim telah mencuri data sensitif dari aplikasi bisnis Oracle.
Dalam sebuah pernyataan, raksasa pencarian daring tersebut mengatakan bahwa sekelompok peretas yang mengaku terkait dengan organisasi peretas Cl0p mengklaim telah menyusup ke Oracle E-Business Suite. Email pemerasan tersebut digambarkan "bervolume besar". Namun, Google menolak untuk memberikan detail lebih lanjut tentang skala dan tingkat dampaknya, menekankan bahwa saat ini belum ada cukup bukti untuk memverifikasi klaim para peretas.
Selain itu, Oracle belum mengomentari informasi ini.
Menurut Reuters , Cl0p adalah kelompok peretas yang telah melakukan banyak serangan berskala besar, mengeksploitasi kerentanan keamanan untuk mencuri data dan memeras bisnis. Dalam balasan email, Cl0p mengatakan kelompok tersebut "belum siap membahas detailnya saat ini."
Pakar keamanan siber Cynthia Kaiser, kepala Pusat Penelitian Ransomware di Halcyon, mengatakan tuntutan peretas baru-baru ini berkisar dari jutaan dolar hingga puluhan juta dolar, dengan yang tertinggi mencapai $50 juta .
Kaiser mengatakan ada beberapa perdebatan mengenai sejauh mana hubungan antara kelompok di balik kampanye email tersebut dan Cl0p. Namun, ia mencatat bahwa ada tanda-tanda awal bahwa para pelaku kemungkinan besar terkait dengan kelompok tersebut. "Ada banyak tumpang tindih antarkelompok, dan ada banyak peniru di seluruh ekosistem," kata Kaiser.
Dalam konteks meningkatnya serangan siber, para ahli menyarankan agar bisnis memperkuat sistem keamanan mereka dan menyiapkan rencana respons jika terjadi pemerasan oleh peretas. Google menyatakan akan terus memantau dan memperbarui informasi jika terdapat informasi yang lebih akurat terkait kampanye ini.
Sumber: https://znews.vn/google-len-tieng-sau-khi-lam-lo-thong-tin-post1590423.html
Komentar (0)