Kesepakatan bipartisan ini kini akan dibawa ke Senat AS untuk pemungutan suara sebelum Presiden Joe Biden dapat mengesahkannya menjadi undang-undang. Hal ini dianggap sebagai masalah prosedural, karena Senat dikendalikan oleh Partai Demokrat, dan Bapak Biden juga merupakan anggota partai tersebut.
Capitol Hill. Foto: DPA
Pemungutan suara ini merupakan langkah krusial dalam mencegah gagal bayar yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi AS dan global. "Perjanjian ini merupakan kabar baik bagi rakyat Amerika dan ekonomi Amerika," ujar Presiden Joe Biden dalam sebuah pernyataan.
Undang-Undang Tanggung Jawab Fiskal, yang memerlukan mayoritas sederhana untuk disahkan DPR, adalah kesepakatan antara Partai Republik dan Demokrat yang akan memungkinkan pemerintah untuk meminjam lebih banyak dan memastikan negara tidak gagal bayar pinjamannya, yang akan membuat ekonomi AS dan global terpuruk.
Menjelang pemungutan suara, Bapak Biden dan Bapak McCarthy tampak optimis. Kedua politisi tersebut telah menyusun rancangan undang-undang kompromi setelah berminggu-minggu bernegosiasi.
Secara keseluruhan, RUU setebal 99 halaman itu membatasi pengeluaran untuk dua tahun ke depan, menangguhkan pagu utang hingga Januari 2025, dan mengubah kebijakan, termasuk persyaratan kerja baru bagi warga Amerika lanjut usia yang menerima bantuan pangan, serta persetujuan jaringan pipa gas alam Appalachian, yang ditentang banyak Demokrat.
Pemimpin Partai Republik di Senat, Mitch McConnell, mengatakan ia memperkirakan RUU plafon utang akan segera disahkan di Senat pada hari Kamis. Jika disahkan, RUU tersebut akan ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Joe Biden.
Trung Kien (menurut DPA, DW)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)