Gundukan pasir yang tersebar di Gurun Kumtag dekat kota Dunhuang menghasilkan suara khas ketika angin bertiup melewatinya.
Bukit pasir yang bernyanyi di Dunhuang. Foto: Lonely Planet
Bukit pasir yang bernyanyi ini bervariasi ukurannya, dengan puncak tertinggi mencapai 1.715 meter. Jika dilihat dari dekat, bukit pasir ini bahkan menampilkan beragam warna, dari kuning dan putih hingga hijau dan hitam. Meskipun bukan hanya terdapat di Dunhuang, bukit pasir yang bernyanyi di wilayah ini ditemukan di sepanjang Jalur Sutra, jalur perdagangan penting antara Asia Tengah dan Eropa selama 1.500 tahun, dimulai pada abad ke-2 SM.
Kualitas butiran pasir hanyalah salah satu faktor yang membuat bukit pasir berbunyi. Terdiri dari berbagai butiran halus hingga sedang, ukuran pasir memungkinkan butiran tersebut bergerak dan berinteraksi lebih baik. Dikombinasikan dengan bentuknya, ini menciptakan resonansi dan frekuensi yang berbeda. Butiran yang bulat dan halus menghasilkan suara yang lebih menyenangkan. Bentuk bukit pasir juga berkontribusi pada suara tersebut. Kemiringan bukit pasir memengaruhi tingkat interaksi antar butiran. Selain itu, kondisi angin yang sesuai diperlukan untuk meniup cukup banyak pasir agar menghasilkan suara. Dalam angin kencang, bukit pasir menghasilkan suara gemuruh yang keras, tetapi dalam kondisi yang lebih tenang, suaranya lebih merdu.
Struktur lingkungan sekitarnya juga merupakan salah satu penyebab timbulnya dan penguatan suara, karena perbukitan menciptakan arus udara yang memusatkan angin di area tertentu di sekitar bukit pasir. Ketika angin bertiup, butiran pasir mengalami gesekan, menyebabkan lapisan pasir bergetar dan menghasilkan suara. Kantung udara di antara butiran pasir dapat bertindak sebagai ruang resonansi, memperkuat suara tersebut. Iklim kering merupakan faktor penghasil suara lainnya. Inilah sebabnya mengapa bukit pasir yang berbunyi ditemukan di lingkungan gurun. Kelembapan rendah meningkatkan gesekan antara butiran pasir, menciptakan suara saat butiran pasir saling bergesekan. Kombinasi getaran butiran pasir, resonansi, dan kantung udara menghasilkan suara khas bukit pasir.
Selain Dunhuang, bukit pasir yang berbunyi juga ditemukan di Mongolia Dalam, Xinjiang, Gansu, dan Ningxia. Gurun Namib di Namibia dan Gurun Mojave di California juga memiliki bukit pasir serupa. Para peneliti memantau dengan cermat tanda-tanda erosi dan dampak lalu lintas terhadap bukit pasir tersebut. Meskipun banyak wisatawan, setiap malam angin gurun menghapus semua jejaknya, mengembalikan bukit pasir ke keadaan aslinya yang masih alami.
An Khang (oleh IFL Science )
Tautan sumber






Komentar (0)