Hoang Dung dan Den membawakan lagu One Day Someday untuk pertama kalinya di konser Xoay Tron. - Foto: FBNV
Lagu One Day Someday pertama kali dibawakan pada konser Xoay Tron pada tanggal 2 Agustus di Istana Atletik My Dinh ( Hanoi ), dan direkam secara langsung selama pertunjukan dengan partisipasi ribuan penonton.
Dari konser 'Spin' hingga MV 'Someday'
Video musik " One Day Đđ" lahir saat Hoang Dung sedang mempersiapkan konser Xoay Tron. Setelah Den setuju untuk berpartisipasi, ia secara proaktif menyarankan agar mereka membuat karya bersama.
Dalam waktu tiga bulan, Hoang Dung menulis melodi, lalu menyelesaikan demo hanya dalam dua minggu sebelum mengirimkannya ke Den untuk menulis lirik rap.
Hoang Dung di konser Xoay Tron. - Foto: FBNV
Pada tanggal 3 Agustus, lagu ini pertama kali dibawakan di panggung Xoay Tron di Hanoi. Dalam suasana emosional sebuah konser besar, kombinasi ini menjadi sorotan tak terduga, dan mendapat sambutan meriah dari penonton.
Yang istimewa adalah video musik yang dirilis pada malam 15 September tersebut direkam secara langsung selama konser. Alih-alih set studio yang rumit, gambar-gambar dalam video musik tersebut tetap mempertahankan suasana malam konser: mulai dari lampu, panggung, nyanyian ribuan penonton, hingga momen-momen keseharian di antara penonton.
Video musik ini juga menampilkan cuplikan yang direkam oleh Hoang Dung dan Den sendiri. Kesederhanaannya, yang terkadang terkesan kaku, memberikan kesan kedekatan dan keaslian kepada penonton.
Someday bukan sekedar lagu, tetapi juga menjadi sepotong memori kolektif: tempat musik , artis, dan penonton bersatu dalam satu momen.
MV Someday - HOANG DUNG (feat. DEN & BUSINESS)
Pesan sederhana melalui lirik
Melodi yang ditulis Hoang Dung bersifat nostalgia, puitis, dan agak romantis.
Liriknya dibuka dengan sebuah janji: Suatu hari nanti kita akan pergi bersama lagi / Pada sore hari ketika awan melayang di atas kepala… Gambaran tentang "suatu hari nanti" terulang seperti refrain, menjadi benang merah yang mengalir melalui lagu tersebut.
Ini membangkitkan keyakinan sederhana bahwa akan tiba saatnya ketika orang dapat hidup sesuai keinginan mereka, tidak terkekang oleh waktu atau tanggung jawab, dan tidak lagi menyesali hal-hal yang belum terselesaikan.
Rap Den memperluas jangkauan emosi. Ia bercerita tentang "hari-hari yang liar dan gila", pengalaman masa muda yang intens sekaligus hampa.
Namun ada juga kekhawatiran saat ini: belajar untuk berdamai, belajar untuk merasa puas dengan kehidupan yang berlalu.
Kata-kata kontemplatifnya tidak terlalu rumit, tetapi membangkitkan simpati bagi siapa saja yang pernah merasa berutang waktu yang belum selesai kepada diri mereka sendiri.
Di akhir lagu, gambaran "menulis surat untuk diri sendiri" menjadi sorotan yang bermakna. Penulis dan penerima surat adalah diri mereka sendiri, dan lagu ini mengingatkan bahwa sebelum berjanji kepada orang lain, seseorang perlu belajar menepati janjinya kepada diri sendiri, sebuah momen hening bagi pendengar untuk merenungkan diri.
Momen penonton bernyanyi bersama saat pertunjukan di Hanoi terekam dalam cuplikan video musik. - Foto: potongan dari video musik
Sepotong kenangan dari konser Xoay Tron
Adegan konser Xoay Tron memberikan vitalitas yang berbeda pada video musik ini. Tak hanya para artis di atas panggung, ribuan penonton di tribun pun menjadi karakter utamanya.
Momen-momen yang disertakan dalam MV: lamaran yang mengejutkan di antara penonton, senyum cerah saat menyanyikan bagian refrain, pelukan hangat pasangan muda, atau mata berkaca-kaca saat menonton pertunjukan.
Semua menciptakan gambaran berbagai nuansa emosional, penonton tidak hanya berdiri melihat dari luar, tetapi tertarik kembali untuk menjadi bagian dari konser.
Lamaran mengejutkan di depan kerumunan penonton juga muncul dalam MV tersebut.
Hal ini semakin menegaskan pesan yang disampaikan Hoang Dung dan Den: musik bukan sekadar untuk didengarkan, tetapi untuk dijalani, untuk mengingatkan setiap orang tentang hal-hal yang belum selesai.
MV Someday memilih untuk melawan arus: mempertahankan kebenaran. Kesederhanaan inilah yang menjadi elemen yang menciptakan empati.
Pendengar tidak perlu berupaya untuk menguraikannya, tetapi hanya perlu mendengarkan untuk menyadari apa yang telah dialaminya: sebuah janji yang tidak terpenuhi, sebuah keinginan yang tidak terpenuhi, atau sekadar harapan akan perdamaian...
Source: https://tuoitre.vn/hoang-dung-cung-den-gui-gam-thong-diep-gian-di-trong-mot-ngay-nao-do-20250916125903978.htm
Komentar (0)