Menurut dakwaan, perusahaan Afi Farma dituduh memproduksi sirup obat batuk yang mengandung zat beracun dalam jumlah berlebihan, dan jaksa penuntut telah mendakwa keempat eksekutifnya dengan tuduhan "sengaja" tidak menguji bahan-bahan tersebut, meskipun mereka memiliki sarana dan tanggung jawab untuk melakukannya.
Foto: Reuters
Pengacara perusahaan, Reza Wendra Prayogo, mengatakan perusahaan membantah melakukan kelalaian dan sedang mempertimbangkan untuk mengajukan banding. Para pejabat tersebut, termasuk Direktur Utama Arief Prasetya Harahap, dijatuhi hukuman dua tahun penjara oleh pengadilan di Kediri, Provinsi Jawa Timur, tempat perusahaan tersebut berada.
Jaksa, yang menuntut terdakwa dengan hukuman penjara sembilan tahun, mengatakan Afi Farma gagal memeriksa bahan-bahan yang dikirim oleh pemasok dan sebaliknya hanya mengandalkan sertifikat yang mereka berikan mengenai kualitas dan keamanan produk.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia, BPOM, tidak mengharuskan produsen obat melakukan pengujian ketat terhadap bahan-bahan, kata pengacara perusahaan.
Negara-negara berupaya keras untuk memperketat keamanan obat-obatan setelah gelombang keracunan yang terkait dengan sirup obat batuk yang terkontaminasi menewaskan ratusan anak di negara-negara seperti Gambia dan Uzbekistan.
Trung Kien (menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)