Namun, para ahli mengatakan perubahan ini belum mengatasi masalah inti kualitas dan tata kelola sumber daya manusia, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan jangka panjang.
Dalam konferensi pers baru-baru ini, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti menyoroti kemajuan dalam mendorong penerapan teknologi di sekolah sebagai titik terang. Salah satu program utamanya adalah distribusi panel pintar interaktif (IFP) untuk meningkatkan pembelajaran visual dan kolaborasi antara guru dan siswa.
Dengan lebih dari 45.000 perangkat yang telah didistribusikan dan 120.000 lainnya dalam tahap produksi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menargetkan untuk melengkapi hampir 289.000 sekolah di seluruh negeri. Bapak Mu'ti menegaskan bahwa IFP bukan sekadar layar proyeksi, melainkan perangkat pembelajaran canggih yang dilengkapi dengan program pelatihan guru dan perpustakaan sumber daya digital.
Bersamaan dengan digitalisasi, program renovasi dan rekonstruksi infrastruktur sekolah berskala besar sedang berlangsung. Indonesia masih menghadapi kemerosotan serius di banyak lembaga pendidikan, terutama di daerah pedesaan dan luar Jawa.
Dengan target perbaikan 300.000 ruang kelas di 100.000 sekolah, upaya renovasi ini telah melampaui rencana pada tahun pertama, dengan lebih dari 16.000 sekolah diperbaiki tahun ini dari anggaran 16,9 triliun rupiah.
Perlu dicatat bahwa di beberapa daerah seperti Yogyakarta dan Sulawesi Utara, anggaran pusat bertindak sebagai stimulus, menarik dukungan dari masyarakat untuk membangun ruang kelas baru atau meningkatkan ruang kelas.
Meskipun infrastruktur dan teknologi merupakan dua pilar penting, peningkatan kesejahteraan guru dianggap sebagai faktor kunci dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara berkelanjutan. Indonesia telah lama menghadapi kesenjangan pendapatan, terutama antara guru negeri dan guru kontrak non-tetap. Menteri Mu'ti mengatakan program sertifikasi dan tunjangan kapasitas telah diperluas, membantu ribuan guru meningkatkan kualifikasi profesional dan pendapatan mereka.
Guru bersertifikat non-PNS akan menerima tambahan hingga 2 juta rupiah setiap bulan, sementara PNS akan menerima tunjangan setara dengan gaji pokok mereka. Selain itu, lebih dari 300.000 guru kontrak akan menerima tunjangan bulanan sebesar 300.000 hingga 400.000 rupiah tahun depan.
Namun, program-program ini masih kontroversial. Para pengamat pendidikan berpendapat bahwa langkah-langkah reformasi saat ini terutama berfokus pada faktor teknis dan fasilitas, sementara masalah utamanya terletak pada kualitas sumber daya manusia dan sistem manajemen.
Iman Zanatul Haeri, perwakilan dari Persatuan Guru dan Pendidikan (P2G), menyampaikan kekhawatirannya tentang keberlanjutan program kesejahteraan, dan memperingatkan risiko kerugian anggaran dalam proyek konstruksi jika tidak ada pemantauan yang transparan. "Solusi fundamentalnya terletak pada penetapan upah minimum nasional untuk guru. Yang dibutuhkan guru bukan hanya tunjangan jangka pendek, tetapi pendapatan yang stabil untuk menjamin kehidupan mereka," ujar Iman.
Secara keseluruhan, tahun pertama reformasi pendidikan di Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang nyata, terutama dalam memodernisasi sekolah dan meningkatkan kesejahteraan guru. Namun, untuk mencapai tujuan peningkatan mutu pendidikan secara luas dan merata, langkah-langkah ini harus dibarengi dengan reformasi tata kelola, investasi dalam kapasitas pedagogis, dan strategi untuk mengurangi ketimpangan antarwilayah. Jalan menuju reformasi masih panjang, dan tahun pertama ini baru saja meletakkan fondasinya.
"Sistem pendidikan Indonesia terhambat oleh perencanaan yang kurang mempertimbangkan realitas lokal, kesenjangan regional yang mendalam, dan pengawasan anggaran yang tidak efektif," ujar analis pendidikan Ina Liem. "Adopsi teknologi hanya dapat efektif jika disertai dengan pelatihan literasi digital dan penciptaan budaya pembelajaran digital yang merangkul pemikiran kritis dan etika informasi."
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/indonesia-day-manh-so-hoa-giao-duc-post754888.html






Komentar (0)