Indonesia tengah merangkul kemajuan dalam kecerdasan buatan (AI) generatif, yang diharapkan dapat mengubah sistem pendidikan negara ini.
| Guru-guru di Indonesia menggunakan AI sebagai alat untuk mendiversifikasi materi pembelajaran dan menyusun pertanyaan penilaian guna mendorong pemikiran tingkat tinggi. (Sumber: Jakarta Post) | 
Kita tidak dapat menyangkal potensi besar AI, tetapi penerapan alat ini dalam pendidikan bergantung pada latar belakang pengetahuan, pemikiran kritis, dan metode pengajaran kreatif guru. Mengintegrasikan AI ke dalam pengembangan profesional mengharuskan guru untuk dilengkapi sepenuhnya dengan peralatan modern dan memiliki keterampilan penting untuk menggunakannya secara efektif.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022, negara ini akan memiliki sekitar 3,1 juta guru, dengan 2,5 juta di antaranya adalah pegawai negeri sipil. Namun, jumlah ini masih lebih rendah dari angka ideal yaitu 4,2 juta guru.
Selain kuantitas guru, kualitas guru tetap menjadi tantangan utama. Uji kompetensi dari tahun 2015-2021 menunjukkan bahwa sekitar 81% guru tidak memenuhi ambang batas minimum. Akibatnya, Indonesia secara konsisten berada di peringkat rendah dalam Program Penilaian Siswa Internasional (PISA) dalam hal prestasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Meskipun kita tahu bahwa mengintegrasikan AI, khususnya AI Terbuka, dalam meningkatkan kualitas guru akan mendorong otonomi dalam pendidikan, kita perlu melakukan penelitian yang cermat untuk memastikan apakah metode ini cocok atau tidak.
Untuk mencapai tujuan ini, tim peneliti pendidikan di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi dengan Universitas Canberra untuk mempelajari bagaimana guru-guru di Indonesia menggunakan OpenAI, guna menarik kesimpulan umum tentang pengintegrasian AI ke dalam metode pendidikan.
Survei terhadap lebih dari 3.000 guru di Indonesia menemukan bahwa sekitar 55% dari mereka menggunakan AI generatif dalam pengajaran dan merasa lebih mandiri serta nyaman dalam memenuhi kebutuhan siswa mereka, terutama di era digital saat ini. Para guru ini menggunakan AI sebagai alat untuk mendiversifikasi materi pembelajaran, serta untuk menyusun soal penilaian guna mendorong pemikiran tingkat tinggi.
Penggunaan AI yang komprehensif tidak hanya menyederhanakan proses pembuatan materi dan perencanaan pelajaran, tetapi juga meningkatkan pengalaman belajar, membuat pendidikan lebih menarik dan personal.
Namun, para guru telah menyatakan kekhawatiran bahwa mengandalkan AI akan mengurangi kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa, karena solusi instan dari AI dapat menghilangkan minat siswa dalam mempelajari pelajaran. Di saat yang sama, pemanfaatan AI yang berlebihan dapat mengurangi interaksi sosial langsung, yang merupakan syarat penting untuk mengembangkan keterampilan komunikasi antara siswa dan lingkungan belajar.
Secara keseluruhan, AI dapat bertindak sebagai katalisator untuk pengembangan profesional dengan memberikan umpan balik autentik ke kelas simulasi, yang memungkinkan guru menyesuaikan metode pengajaran mereka untuk hasil yang optimal.
Selain itu, AI memiliki kemampuan untuk membangun keahlian dengan menyediakan konten yang disesuaikan, membantu guru lebih memahami topik yang kompleks dan menerapkan strategi pengajaran yang inovatif. Pendekatan ini tidak hanya memenuhi beragam kebutuhan siswa, tetapi juga "membimbing" guru untuk mengatasi berbagai hambatan pendidikan.
Di Indonesia, menjembatani kesenjangan antara teori dan penerapan praktis masih menjadi tantangan. AI dapat membantu menjembatani kesenjangan ini dengan membantu guru bertukar pikiran dan menyesuaikan strategi pengajaran. Selain itu, mengintegrasikan AI ke dalam pendidikan dapat memungkinkan guru mengembangkan keahlian mereka secara mandiri, sehingga membantu mempersonalisasi metode pengajaran.
Berinvestasi dalam penelitian AI di bidang pendidikan sangatlah penting. Penelitian ini tidak hanya mencerminkan warisan perjuangan kemerdekaan Indonesia, tetapi juga meletakkan fondasi bagi generasi mendatang. Jakarta perlu mengembangkan standar yang ketat untuk AI di bidang pendidikan, dengan berfokus pada relevansi budaya serta efektivitas pengajaran.
Penting bagi Jakarta untuk menyeimbangkan manfaat dan risiko AI dalam pendidikan, mempromosikan integrasi teknologi modern dengan materi pembelajaran tradisional, sehingga berkontribusi dalam memposisikan Indonesia sebagai pusat pendidikan dan inovasi teknologi yang dinamis.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/dinh-vi-indonesia-nhu-mot-trung-tam-giao-duc-va-doi-moi-cong-nghe-283673.html

![[Foto] Da Nang: Air berangsur surut, pemerintah daerah memanfaatkan pembersihan](https://vphoto.vietnam.vn/thumb/1200x675/vietnam/resource/IMAGE/2025/10/31/1761897188943_ndo_tr_2-jpg.webp)




![[Foto] Perdana Menteri Pham Minh Chinh menghadiri Upacara Penghargaan Pers Nasional ke-5 tentang pencegahan dan pemberantasan korupsi, pemborosan, dan negativitas](https://vphoto.vietnam.vn/thumb/1200x675/vietnam/resource/IMAGE/2025/10/31/1761881588160_dsc-8359-jpg.webp)







































































Komentar (0)