"Pertama-tama, Jack masih hidup. Dia sehat, dia bahagia. Dia mengajar di sebuah universitas di Tokyo dan menghabiskan lebih banyak waktu di Tiongkok," ujar Presiden Alibaba, Michael Evans, pada konferensi Viva Tech di Paris, Prancis.
Komentar Tuan Evans muncul setelah ia ditanya tentang Ma oleh Maurice Levy, ketua grup periklanan Publicis, dan menunjukkan minat publik yang berkelanjutan terhadap keberadaan pendiri Alibaba tersebut setelah ia dan perusahaannya menjadi sasaran tindakan keras oleh Beijing.
Tiongkok mulai menekan Alibaba pada November 2020 ketika Ant Group, divisi keuangannya, membatalkan IPO AS yang sangat dinantikan. Alibaba didenda $2,8 miliar karena pelanggaran antimonopoli pada tahun 2021. Sementara itu, sektor teknologi domestik juga harus mematuhi serangkaian peraturan baru, mulai dari persaingan hingga privasi data.
Ma menghilang dari pandangan publik selama beberapa bulan, memicu spekulasi bahwa ia telah hilang. Namun, pada awal 2021, sebuah sumber mengatakan kepada CNBC bahwa Ma tidak ingin menarik perhatian.
Dia akan bepergian ke Eropa akhir tahun ini dan menghabiskan beberapa bulan di luar Tiongkok pada tahun 2022. Dia terlihat kembali ke negara asalnya awal tahun ini, membuat banyak orang percaya bahwa Beijing sedang melonggarkan cengkeramannya pada industri teknologi.
Para analis mengatakan tindakan keras Tiongkok terhadap sektor teknologi telah mereda, tetapi setiap langkah Ma masih diawasi dengan ketat. Evans mengatakan Ma tetap menjadi pemegang saham terbesar Alibaba, yang menunjukkan komitmen miliarder tersebut terhadap perusahaan.
"Ini perusahaannya. Jadi, dia sangat peduli dengan hal ini hari ini, sama seperti ketika dia pertama kali memulai. Saya yakin hal ini akan terus berlanjut selama Alibaba dan Jack Ma masih ada," komentarnya.
(Menurut CNBC)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)