![]() |
United telah memulai perombakan besar-besaran mereka dengan kesepakatan senilai £62,5 juta untuk memboyong Matheus Cunha ke Old Trafford dari Wolves. Di atas kertas, ini merupakan tambahan yang ideal.
Di Liga Primer Inggris musim 2024/25, pemain Brasil ini mencetak 15 gol dan 6 assist. Menilik MU, belum ada pemain yang mencapai angka 10 gol. Bruno Fernandes dan Amad Diallo adalah yang terbanyak dengan masing-masing 8 gol. Ruben Amorim membutuhkan pasokan gol yang stabil, sekaligus mengurangi beban mencetak gol bagi kapten Bruno, yang baru saja menolak tawaran menarik dari Liga Pro Saudi untuk tetap bersama MU. Di sini, Cunha adalah pilihan yang tepat.
Dengan performanya di Wolves, Cunha tentu nyaman dengan formasi 3-4-3 yang diterapkan pelatih asal Portugal tersebut. Ia paling cocok sebagai gelandang serang kiri, tetapi juga cocok bermain di sayap kiri atau sebagai penyerang tengah.
![]() |
Cunha telah mencetak 15 gol dan memberikan 6 assist di Liga Premier 2024/25. |
Cunha adalah penyerang paling langsung di Liga Primer. Ia selalu menyerang ke depan, menerima bola, dan mengumpan dengan visinya yang tajam, atau menggiring bola melewati bek lawan dan mencetak gol. Para pemain yang pernah bermain bersama Cunha mengatakan bahwa ia cerdas, selalu tahu cara memanfaatkan bola di kakinya, dan dengan cara yang tak terduga.
Tentu saja, karena Cunha orang Brasil. Mantan asisten manajer Wolves, Ian Burchnall, mengatakan Cunha adalah salah satu dari sedikit pemain yang masih mempertahankan naluri samba-nya di sepak bola pragmatis masa kini. "Dia bisa menciptakan keajaiban setiap hari," kata Burchnall.
Salah satu alasannya adalah Cunha bermain berdasarkan insting. Pemain berusia 26 tahun ini tidak suka menghabiskan waktu berjam-jam menganalisis lawan dan membahas taktik. Ia butuh kebebasan, ditempatkan di posisi favoritnya, dan diberi kesempatan untuk mengekspresikan dirinya.
![]() |
Sebagai pemain Brasil, Cunha bermain berdasarkan insting dan benci terikat. |
"Cunha adalah seorang penghibur," kata Burchnall. "Dia punya kemampuan untuk mengubah jalannya pertandingan dalam sekejap, memecah kebosanan, dan membuat penonton bersemangat." Cunha sendiri menyatakan: "Saya tidak ingin bermain seperti robot. Saya ingin menikmati sepak bola."
Kedengarannya menarik, tetapi Cunha jelas bukan pemain yang mudah dimanfaatkan. Setelah begitu banyak hubungan yang kandas dengan Paul Pogba, Cristiano Ronaldo, Jadon Sancho, Antony, dan Alejandro Garnacho, mampukah United menangani striker emosional yang benci dikekang seperti Cunha?
Lebih lanjut, statistik Liga Primer 2024/25 menunjukkan bahwa Cunha menghabiskan 77,6% waktunya di lapangan dengan berjalan kaki, lebih banyak daripada pemain lain di liga. Selain itu, para pelatih yang pernah melatih Cunha mengeluhkan kurangnya dukungan aktif di lini pertahanan. Sang pemain sendiri mengaku "emosional", yang menyebabkannya sering kehilangan kendali. Akibat kontroversi dalam kekalahan melawan Ipswich dan pertandingan Piala FA melawan Bournemouth, Cunha diskors dua kali musim lalu.
Amorim mengharapkan solusi dari Cunha, tetapi tidak menutup kemungkinan akan menerima lebih banyak masalah dari pihaknya. Namun, dalam konteks saat ini, pihak MU hanya akan melihat sisi positifnya.
Source: https://tienphong.vn/ke-lap-di-matheus-cunha-se-mang-lai-cho-mu-nhung-gi-post1747649.tpo









Komentar (0)