Itulah pidato perpisahan yang mengharukan dari Vu Gia Bao, siswi kelas 12A12 di hadapan ribuan siswa SMA Kim Lien ( Hanoi ).
Pidato perpisahan itu membuat seisi sekolah terdiam. Semua orang terharu hingga menitikkan air mata, karena masih ada penyesalan ketika harus berpisah dengan masa-masa sekolah, meninggalkan sekolah, guru, dan teman-teman.
"Seluruh sekolah memiliki 676 siswa kelas 12. Meskipun siswa tahun ini menghadapi banyak kesulitan belajar akibat pandemi COVID-19, mereka telah menyelesaikan tugas sekolah dengan baik, tidak ada siswa yang tertinggal," ujar Ibu Nguyen Thi Hien, Kepala Sekolah Menengah Atas Kim Lien.
Vu Gia Bao, siswa kelas 12A12, Sekolah Menengah Atas Kim Lien (Foto: TN).
Pidato perpisahan kepada siswa membuat semua orang menitikkan air mata:
"Untuk Kim Lien dan seluruh cintaku!
3 tahun masa SMA berlalu begitu cepat, tak ada waktu untuk berpegangan pada apa pun, bagai ao dai putih yang dengan lembut menyelimuti hati yang rindu, sejak saat itu hilang selamanya!
Masih banyak cinta yang belum terungkapkan dengan kata-kata, dengan banyak janji dan harapan yang belum terlaksana untuk tinggal di sini sedikit lebih lama, meski hanya sebentar, untuk berlari cepat di lorong-lorong untuk mengejar bel, untuk bergegas bersama setiap kali masuk kelas dan untuk terjatuh seperti pisang setelah kehujanan setiap lima menit bel berbunyi.
Hari pertama di sekolah, sinar matahari begitu terang dan cerah, lagu "Sekolah Kim Lien Kita yang Tercinta" bergema dengan penuh kebanggaan dan menandai dimulainya tahun-tahun paling cemerlang di masa muda.
Sekarang saat saya hendak pergi, sinar matahari masih sama, tetapi tampaknya menambah sedikit kesedihan pada warna ungu Lagerstroemia dan kegembiraan merah dan merah muda pada Royal Poinciana!
Aku akan sangat merindukannya, merindukan setiap deretan pepohonan, bangku batu, halaman, bahkan merindukan jalanan yang sudah menjadi kebiasaan setiap pagi saat aku bangun. Tiba-tiba aku menyadari betapa waktu berlalu begitu cepat, berhenti, bisakah kau berhenti, untuk menulis beberapa baris di buku tanda tangan untuk sahabatku, lalu dengan cepat mengumpulkan kenangan yang hilang di rambutnya, senyumnya, dan di jendela yang memantulkan langit yang indah.
Terima kasih Kim Lien, terima kasih teratai emas karena telah merangkul dan melindungi kami selama 3 tahun bersama.
Terima kasih guru-guru atas dedikasi, ketegasan, kesabaran dan keteguhan hati dalam membesarkan kami, meninggalkan segala hiruk pikuk di luar gerbang sekolah, sehingga setiap kali kami melangkah ke podium, kami dapat melihat kedua ayah ibu kami berkobar-kobar dalam semangat sakral profesinya, sehingga setiap tahun yang berlalu adalah musim bunga teratai yang mekar.
Harapan yang ditulis tergesa-gesa pada lipatan putih kemeja mereka akan menjadi kenangan indah yang mengikuti mereka sepanjang hidup mereka (Foto: TN).
Terima kasih kepada para penjaga keamanan, petugas kebersihan, jiwa-jiwa pendiam, yang telah begitu melekat pada sekolah ini, dan Kim Lien tak akan seindah sekarang tanpa bayanganmu yang bertengger tak tentu di dinding atau sapu lidi yang kokoh menjaga lantai tetap bersih. Terima kasih kepada teman-teman, kawan, dan rekan satu tim kami yang telah berdiri bahu-membahu.
Masa muda akan terasa hampa tanpa sorak-sorai parau itu, begitu hambar tanpa berdansa liar bersama di tengah pesta api unggun. Dalam alunan musik yang menggema dan sinar matahari yang merah, membakar langit dan bumi Hanoi, ada hati, dengan melodi masa muda, cinta yang semakin membara dan mendidih...
Momen para siswa terdiam penuh haru (Foto: TN)
Terlalu banyak nostalgia dan rasa syukur, emosi memuncak hingga mencekik, dan ada saat-saat ketika kami tiba-tiba terdiam, hanya tahu bagaimana berdiri di sudut, mengamati dengan tenang, merekam segala sesuatu dalam pikiran kami. Meskipun kami enggan, kami tetap harus tumbuh dewasa, seperti anak burung yang harus meninggalkan sarang untuk mengepakkan sayap dan terbang. Kami meninggalkan Kim Lien untuk melangkah maju dengan aspirasi kami yang besar dan bergejolak.
Setiap orang akan mengikuti pilihannya masing-masing, hanya berharap kita akan selalu mengingat, sebuah sudut halaman, sebuah langit, sebuah cinta yang akan selalu ada di sini, sebuah kenangan yang akan selalu penuh. Berharap dengan sepenuh hati kita untuk membawa semangat kelopak teratai emas, untuk mekar dalam kehidupan, agar di mana-mana akan ada Kim Lien. "Orang Vietnam berwarna merah dengan kulit kuning, orang Kim Lien berwarna merah dengan kemeja dan kuning pada atasan"...
INI INI
Berguna
Emosi
Kreatif
Unik
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)