Banjir di Songkhla mengancam rencana SEA Games

Banjir mengancam Songkhla, tempat diselenggarakannya SEA Games.

Songkhla bukan hanya rumah bagi ratusan ribu orang yang terdampak, tetapi juga merupakan salah satu dari tiga klaster kompetisi utama SEA Games 2025. Di sini, sembilan cabang olahraga akan dipertandingkan, termasuk seni bela diri unggulan daerah seperti Muay Thai, pencak silat, wushu, dan karate.

Bencana ini dimulai setelah tiga hari hujan lebat yang memecahkan rekor, dengan total curah hujan 630 mm, level tertinggi yang pernah tercatat. Banjir besar ini menyebabkan banyak wilayah terendam, menewaskan sedikitnya 13 orang dan memaksa puluhan ribu penduduk mengungsi.

Pada 25 November, pemerintah Thailand mengumumkan keadaan darurat di Songkhla, hanya sehari setelah gubernur menetapkannya sebagai zona bencana. Badan Meteorologi Thailand memperingatkan bahwa hujan lebat akan terus berlanjut, yang membawa risiko banjir bandang dan genangan air yang dalam.

Dalam konteks ini, Kementerian Luar Negeri Singapura telah mengeluarkan peringatan kepada warganya untuk menghindari perjalanan ke Songkhla. Bagi komunitas olahraga Singapura, informasi ini sangat penting mengingat SEA Games tinggal beberapa minggu lagi.

Juru bicara Komite Olimpiade Nasional Singapura (SNOC) mengatakan bahwa mereka terus berkomunikasi dengan panitia penyelenggara SEA Games untuk memberikan informasi terbaru mengenai perubahan jadwal dan lokasi pertandingan. "Kami terus memantau situasi di Thailand. Keselamatan atlet dan anggota delegasi kami adalah prioritas utama. Kami menyampaikan belasungkawa kepada masyarakat Hat Yai dan seluruh Provinsi Songkhla, dan berharap situasi akan segera membaik," tegas SNOC.

Songkhla akan menjadi tuan rumah cabang olahraga catur, judo, karate, kabaddi, muay Thai, pencak silat, wushu, gulat, dan sepak bola. Hat Yai, kota terbesar di provinsi ini, akan menjadi tuan rumah cabang olahraga karate dan gulat. Wilayah tersebut menerima curah hujan 335 mm dalam satu hari pada 21 November, curah hujan terderas yang tercatat dalam 300 tahun. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan untuk mengamankan tempat pertandingan, transportasi, dan akomodasi bagi para delegasi SEA Games.

Songkhla adalah rumah bagi catur, judo, karate, kabaddi, muay Thai, pencak silat, wushu, gulat dan sepak bola.

Namun, federasi olahraga Singapura yang menyelenggarakan acara di klaster Songkhla menyatakan akan terus melanjutkan persiapan. Seorang perwakilan Asosiasi Kabaddi (SG Pusat) mengatakan: "Kami memantau berita setiap hari dan terus berkomunikasi dengan mitra kami di Thailand untuk memahami langkah-langkah pencegahan. Semua rencana tetap sama untuk saat ini."

Sementara itu, tim catur Singapura, salah satu cabang olahraga yang berlaga di Songkhla, tetap tenang. Grandmaster Tin Jingyao berkata: "Sebagai atlet, kami hanya bisa terus berlatih. Kami akan mengikuti instruksi dari tim Singapura dan panitia penyelenggara SEA Games. Jika kondisi memburuk, mereka pasti sudah punya rencana dan kami siap beradaptasi."

SEA Games 2025 akan menjadi penyelenggaraan ketujuh bagi Thailand, dengan total 574 medali di 50 cabang olahraga. Delegasi Singapura diperkirakan akan berpartisipasi dengan jumlah rekor lebih dari 930 atlet. Namun, karena cuaca yang tidak menentu, aspek teknis kini sedikit tergantikan oleh kekhawatiran tentang keselamatan dan penyelenggaraan.

Hujan diperkirakan akan turun lebih deras di Thailand selatan dalam beberapa hari mendatang, yang berarti penyelenggara SEA Games akan berada di bawah tekanan untuk memastikan kondisi yang tepat untuk kompetisi tersebut. Delegasi, termasuk Singapura, akan terus memantau situasi dengan cermat dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.

Sumber: https://znews.vn/lu-lon-o-songkhla-de-doa-ke-hoach-sea-games-post1606051.html