Kekeringan berkepanjangan selama berhari-hari membuat wilayah ini tidak memiliki kolam penampungan air, yang menyebabkan banyak sawah di Kelurahan ADok, Kecamatan Dak Doa (Gia Lai) mengering. Diperkirakan dengan tingkat panas dan kekeringan saat ini, jumlah sawah yang mengering akan semakin banyak.

W-Nasi gosong 1.JPG.jpg
Sawah Dak Kut mulai membentuk tongkol padi, tetapi warnanya telah berubah menjadi kuning gosong. Foto: Tran Hoan

Banyak sawah di Dak Kut yang masih dalam tahap panen padi tetapi telah menguning, membuat warga khawatir dan resah. Banyak rumah tangga terpaksa merusak dan menebangnya untuk memberi makan ternak mereka...

Ibu Blan (lahir tahun 1974, di kelurahan A Dok) dengan sedih mengatakan bahwa keluarganya memiliki total 2,5 sao beras dan 400 pohon kopi. Jika panennya baik, setiap panen menghasilkan rata-rata 800 kg beras, cukup untuk menghidupi 5 orang dalam keluarga.

W-Nasi gosong 2.JPG.jpg
Banyak sawah terbakar dan kering, tanpa kemungkinan pulih. Foto: Tran Hoan

Tahun ini padi sudah mulai membentuk bulir padi tetapi sawah masih kering dan retak-retak sehingga keluarga Ibu Blan kehilangan segalanya dan harus menebangnya untuk memberi makan sapi.

Sambil duduk dan menyaksikan orang-orang memotong padi untuk pakan ternak, Bapak Sui (lahir tahun 1968, di kecamatan A Dok) mengatakan bahwa ia telah lama terikat dengan sawah Dak Kut. Ini pertama kalinya di awal musim panas, terjadi kekeringan yang menyebabkan padi mengering dan terbakar.

"Warga di kampung halaman saya sangat menderita. Mereka bekerja keras membajak, menanam, dan merawat selama berbulan-bulan, tetapi mereka belum tentu mendapatkan panen. Jika Tuhan tidak berbelas kasih, sungguh rugi karena semuanya bergantung sepenuhnya pada cuaca," ungkap Pak Sui.

W-Nasi gosong 3.JPG.jpg
Foto: Tran Hoan

Kekeringan berkepanjangan, warga “duduk di atas bara api”

Menurut warga sekitar, penyebab terjadinya hal ini adalah tidak adanya hujan sejak awal tahun, muka air tanah menurun, saluran-saluran Dak Kut mengering, tidak ada lagi air irigasi, sementara di daerah tersebut tidak ada lagi kolam atau danau yang dapat menampung air untuk kebutuhan hidup.

W-Burnt Rice 4.jpg
Panen padi gagal total, sehingga warga terpaksa menebangnya. Foto: Tran Hoan

Ibu Nguyen Thi Hoai Thu, Wakil Ketua Komite Rakyat kecamatan A'Dok, mengatakan bahwa total luas areal persawahan untuk musim panen musim dingin-semi 2024-2025 di kecamatan tersebut adalah 120 hektar, di mana luas areal persawahan yang kekurangan air diperkirakan sekitar 46 hektar sejauh ini, dengan tingkat kerusakan berkisar antara 70% hingga kehilangan total.

Menurut Wakil Ketua Komite Rakyat Kelurahan A'Dok, meskipun irigasi telah dilaksanakan, wilayah tersebut saat ini tidak memiliki sumber air dan tidak mampu mengatasi situasi tersebut. Ke depannya, Komite Rakyat Kelurahan akan terus meninjau dan menghitung secara spesifik areal persawahan yang mengalami kekeringan serta mengusulkan kepada pihak berwenang untuk mendukung pemulihan produksi sesuai peraturan.

Bapak Nguyen Kim Anh, Kepala Dinas Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Kabupaten Dak Doa, menyampaikan bahwa kekeringan bukan hanya terjadi di Kecamatan ADok saja, melainkan juga di Lahan Dak Kol (Kecamatan Trang), sekitar 2,5 hektare sawah rusak berat, tidak ada lagi kemungkinan untuk bisa pulih.

Menurut Bapak Nguyen Kim Anh, berdasarkan statistik, hingga saat ini daerah-daerah tersebut memperkirakan kerugian hampir 580 juta VND.