Bubur mudah dicerna, ringan di perut dan cocok untuk orang yang sedang sakit atau membutuhkan makanan ringan, tetapi Anda tidak boleh memakannya terlalu sering.
1. Indeks glikemik (IG) tinggi
Bubur yang terbuat dari nasi putih memiliki indeks glikemik sekitar 76, yang berarti ketika dimakan, tubuh akan menyerapnya dengan cepat dan menyebabkan peningkatan gula darah secara tiba-tiba. Menurut Inner Body , hal ini sangat berbahaya bagi:
- Penderita diabetes: Kesulitan mengendalikan kadar gula darah.
- Orang yang ingin menurunkan berat badan: Peningkatan gula darah yang cepat akan menyebabkan insulin disekresikan lebih banyak, sehingga menyebabkan rasa lapar lebih awal dan makan lebih banyak.
Oleh karena itu, Anda harus mengganti nasi putih dengan nasi merah atau biji-bijian lain untuk mengurangi GI.
Bubur mudah dicerna, tetapi kandungan gizinya rendah. Ilustrasi: Ban Mai
2. Kandungan nutrisi rendah
Bubur nasi putih sebagian besar terdiri dari karbohidrat (pati) dan air, dan tidak menyediakan cukup protein, serat, vitamin, atau mineral. Konsumsi bubur putih polos secara teratur dapat menyebabkan kekurangan nutrisi, terutama jika:
- Anak-anak dan orang tua: Orang yang membutuhkan banyak nutrisi untuk tumbuh dan menjaga kesehatan.
- Orang yang dietnya tidak benar: Mudah kekurangan gizi jika bubur menjadi hidangan utama tanpa makanan tambahan apa pun.
Anda harus menambahkan makanan kaya protein (ayam, udang, ikan, tahu) atau sayuran (wortel, labu, sayuran hijau) ke dalam bubur untuk meningkatkan serat dan vitamin.
3. Kandungan natrium tinggi
Banyak jenis bubur, terutama bubur siap saji atau bubur dengan bahan-bahan seperti daging kaleng, telur asin, dan hati babi, dapat mengandung kadar garam yang sangat tinggi. Mengonsumsi terlalu banyak garam dalam jangka waktu lama dapat dengan mudah menyebabkan tekanan darah tinggi, masalah jantung, dan masalah ginjal. Semangkuk bubur hati babi dapat mengandung natrium hampir sama dengan yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 2g/hari.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda memasak bubur sendiri dengan garam secukupnya; batasi penggunaan bahan olahan; ganti dengan daging dan sayuran segar.
4. Nasi terlalu matang
Selama proses memasak bubur, nasi seringkali terlalu matang, sehingga kehilangan banyak serat dan nutrisi alami. Hal ini tidak hanya membuat bubur kurang bergizi, tetapi juga membuat Anda merasa lebih cepat lapar dibandingkan nasi atau biji-bijian utuh; sehingga mengurangi manfaat serat bagi sistem pencernaan.
Oleh karena itu, Anda sebaiknya tidak memasak bubur terlalu lembek; Anda dapat membiarkan bubur dengan butiran nasi agar tetap mempertahankan serat; kombinasikan dengan kacang-kacangan atau biji-bijian utuh seperti gandum dan barley.
5. Risiko makan berlebihan
Bubur mudah dicerna dan ringan di perut, sehingga mudah membuat Anda makan lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh. Hal ini dapat menyebabkan kelebihan kalori, sehingga mengurangi efektivitas pengendalian berat badan. Oleh karena itu, Anda sebaiknya memadukan bubur dengan lauk seperti telur rebus dan sayuran rebus agar kenyang lebih lama.
Cara makan bubur sehat
Untuk memanfaatkan manfaat bubur sekaligus menjaga kesehatan, ikuti prinsip-prinsip berikut:
1. Tingkatkan nilai gizi: Tambahkan sumber protein seperti daging tanpa lemak, ikan, udang, atau tahu; tambahkan sayuran seperti wortel, labu, kangkung, dan jagung.
2. Gunakan beras gandum utuh atau sereal: Gunakan beras merah, gandum atau jelai untuk meningkatkan serat dan mengurangi dampak pada gula darah.
3. Kurangi garam: Gunakan rempah-rempah secukupnya, hindari kecap ikan, MSG, atau makanan olahan.
4. Kontrol porsi: Makanlah secukupnya saja, jangan makan terlalu banyak karena akan membuat perut terasa ringan.
5. Kombinasikan pola makan yang bervariasi: Bubur sebaiknya hanya menjadi bagian dari pola makan seimbang, dikombinasikan dengan makanan yang mengandung cukup protein, lemak sehat, dan sayuran.
[iklan_2]
Sumber: https://giadinh.suckhoedoisong.vn/ly-do-khong-nen-an-chao-thuong-xuyen-172250104101235167.htm
Komentar (0)