"Saya rasa dalam waktu dekat dialog ini tidak akan kembali seperti sebelum AS menangguhkannya secara sepihak," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov, merujuk pada perjanjian pengendalian senjata AS-Rusia.
Menurut Tn. Sergey Ryabkov, Moskow masih mempertimbangkan untuk menanggapi usulan untuk melanjutkan dialog pengendalian senjata dan stabilitas strategis yang dikirim Washington bulan lalu.
Rudal balistik antarbenua RS 12M Topol Rusia. (Foto: Getty)
"Jika Moskow memutuskan untuk mengirimkan tanggapan resmi, Washington juga akan kesulitan untuk membuat konsesi dalam dialog. Konsesi sepihak dari Rusia mustahil. Pertanyaannya bukan tentang konsesi atau menemukan kompromi, tetapi apakah dialog semacam itu diperlukan," tegas Bapak Ryabkov.
Rusia menyatakan siap berunding dengan Amerika Serikat mengenai senjata nuklir dan isu-isu lainnya, tetapi hanya dengan kedudukan yang setara. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bulan ini bahwa Washington harus berhenti "menggurui" Moskow jika ingin melanjutkan perundingan yang produktif.
AS dan Rusia telah berulang kali saling menyalahkan atas kurangnya kemajuan dalam mengusulkan solusi pengendalian senjata. Pada bulan Juli, AS mengusulkan pembukaan perundingan mengenai "kerangka kerja" yang akan mempertahankan batasan penyebaran senjata nuklir strategis ketika batas saat ini berakhir pada tahun 2026.
Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden siap bernegosiasi "tanpa prasyarat" dengan Rusia mengenai manajemen "risiko nuklir" dan "kerangka kerja" untuk menggantikan perjanjian New START setelah berakhir.
Namun, sebagai tanggapan, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan Moskow tidak dapat membahas masalah pengendalian senjata secara terpisah dari masalah lainnya.
Ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Rusia dan AS meletus setelah Moskow melancarkan operasi militer di Ukraina pada Februari 2022. Sejak itu, Washington telah menjatuhkan sanksi besar-besaran terhadap Moskow dan memberikan senjata serta bantuan lainnya kepada Kiev. Presiden Joe Biden mengatakan AS akan terus mendukung Ukraina "selama diperlukan".
Rusia menegaskan bahwa transfer senjata berat buatan Barat ke Kiev menjadikan AS dan negara-negara NATO secara de facto menjadi perantara langsung dalam konflik tersebut.
Kong Anh (Sumber: RT)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)