Militer AS telah memindahkan peluncur Typhon dari bandara Laoag ke lokasi lain di pulau Luzon, Filipina.
Menurut Reuters pada 23 Januari, mengutip sumber di pemerintah Filipina, penempatan ulang peluncur Typhon akan membantu menentukan lokasi dan kecepatan kompleks rudal ke posisi tembak baru. Mobilitas tersebut dianggap sebagai cara untuk membantu sistem persenjataan tersebut memiliki peluang lebih tinggi untuk bertahan hidup dalam konflik.
Citra satelit pada tanggal 30 Desember 2024 di Bandara Internasional Laoag (Filipina) menunjukkan bahwa atap sistem Typhon masih utuh.
Jeffrey Lewis dari Middlebury Institute of International Studies (Monterey, AS) menilai citra satelit yang menunjukkan baterai Typhon dan peralatan terkait sedang dimuat ke pesawat angkut C-17 di Bandara Internasional Laoag dalam beberapa minggu terakhir. Citra satelit menunjukkan bahwa kanopi peralatan Typhon juga telah dilepas.
Citra satelit pada tanggal 8 Januari 2025 di Bandara Internasional Laoag (Filipina) menunjukkan atap sistem Typhon telah menghilang.
Komando Indo- Pasifik AS (INDOPACOM), yang mengawasi pasukan AS di kawasan tersebut, mengonfirmasi kepada Reuters bahwa Typhon telah "direlokasi ke wilayah Filipina." Baik INDOPACOM maupun pemerintah Filipina menolak memberikan lokasi spesifik di mana baterai tersebut dipindahkan.
"Pemerintah AS telah bekerja sama erat dengan pemerintah Filipina dalam semua aspek penempatan Typhon, termasuk lokasinya," ujar Komandan INDOPACOM Matthew Comer. Ia menambahkan bahwa relokasi ini bukan berarti baterai-baterai tersebut akan ditempatkan secara permanen di Filipina.
Sistem Typhon merupakan bagian dari kampanye AS untuk menimbun berbagai senjata antikapal di Asia, lapor Reuters. AS mengerahkan sistem rudal jarak menengah Typhon ke Filipina utara pada awal 2024 untuk mendukung latihan gabungan dengan sekutu. Namun, setelah latihan berakhir, sistem tersebut tetap berada di Filipina, meskipun ada keberatan dari Tiongkok.
Filipina menuduh China mengirim kapal 'monster' ke Laut Timur
Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada 23 Januari menuduh Filipina memicu ketegangan dan konfrontasi di kawasan. "Pengerahan pasukan ini juga merupakan pilihan yang sangat tidak bertanggung jawab bagi rakyat Tiongkok dan banyak negara Asia Tenggara, serta bagi keamanan regional," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning, dalam jumpa pers rutin.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/my-doi-cho-khau-doi-ten-lua-typhon-o-philippines-185250123155000606.htm
Komentar (0)