![]() |
Newcastle asuhan Eddie Howe mengalahkan Man City 2-1. |
Selama bertahun-tahun, Howe selalu pulang dari pertandingan Manchester City dengan hasil yang sama. Ia mencoba menekan, mencoba bertahan. Ia mengubah formasi, mengubah peran, tetapi ia tak pernah menang. Kekalahan dari Brentford sebelum jeda internasional membuat Newcastle berada di ambang bahaya, dan saat itulah Howe terpaksa melihat ke belakang.
Namun, alih-alih mengubah susunan pemain, Howe memilih untuk kembali ke dasar-dasar: energi, kecepatan, dan struktur 4-3-3 yang familiar. Bruno Guimarães kembali ke tengah. Hall dan Livramento mengisi sayap. Fabian Schär menggantikan Botman. Penyesuaian kecil, tetapi perbedaan besar.
Howe tahu ia punya inti yang bagus. Yang ia butuhkan hanyalah mengembalikan mereka ke jalur yang benar.
Newcastle telah mengandalkan kerja keras Nick Woltemade sepanjang musim, tetapi striker Jerman itu tidak dapat mengubah permainan sendirian jika sistem di belakangnya tidak berfungsi. Selama masa baktinya bersama tim nasional, staf pelatih telah menyegarkan pola pergerakan Barnes dan Murphy untuk mendukungnya dengan lebih baik.
Hasilnya langsung terlihat. Woltemade mendapatkan tiga peluang emas, memaksa Donnarumma menunjukkan bakatnya. Namun yang terpenting, Newcastle kini memiliki lebih dari satu penyelamat.
Barnes memang pemain yang luar biasa. Ia melewatkan dua peluang emas di babak pertama, bahkan tembakannya dari jarak dekat melebar. Namun di babak kedua, ia menjadi bintang utama: membuka skor dengan penyelesaian gemilang, lalu mencetak gol kemenangan setelah City menyamakan kedudukan.
![]() |
Newcastle mengalahkan Man City. |
Newcastle yang dulunya rentan runtuh kini telah belajar untuk berdiri teguh. Mereka tidak panik hingga delapan menit tambahan waktu. Mereka tangguh dalam pertandingan, sigap dalam menekan, dan tajam dalam serangan balik.
Man City memang lebih banyak menguasai bola, seperti biasa. Namun, sepak bola tidak diukur dari persentase penguasaan bola. Melainkan dari kemampuan bertahan melawan serangan lawan. Newcastle benar-benar menutup ruang antar lini, yang selalu dimanfaatkan Man City untuk menekan lawan.
Mereka memenangkan lebih banyak tekel, memenangkan lebih banyak duel udara, dan melakukan 36 sapuan, hampir dua kali lipat dari tim tamu. Man City hanya melepaskan empat tembakan tepat sasaran, dan jarang menembus formasi rapat Newcastle.
Mantan bek Jonathan Woodgate berkomentar: “Mereka bermain seperti itu tanpa bola, mereka membuat Man City lebih sulit menemukan ruang dibandingkan tim lain.”
St James' Park sekali lagi membuktikan mengapa stadion ini merupakan salah satu stadion tersulit di Inggris. Sejak awal 2025, hanya Man City yang menang lebih banyak di kandang daripada Newcastle. Namun, perbedaan antara tim yang berbahaya dan tim yang tidak stabil terletak pada laga tandang, di mana Newcastle belum pernah menang sejak April. Itulah masalah Howe selanjutnya.
Newcastle tidak mengalahkan Man City dengan trik yang rumit. Mereka menang dengan ketenangan, disiplin, dan tekad yang kuat layaknya tim yang terdesak ke tembok pertahanan.
Howe tidak menciptakan keajaiban apa pun. Ia hanya melihat masalah dan memperbaikinya. Dan terkadang, seperti yang dibuktikan pertandingan ini, hal itu cukup untuk menghentikan tim Manchester City yang terbiasa mencekik lawan mereka.
Kemenangan yang pantas, dan konfirmasi bahwa Newcastle dapat bangkit kembali, asalkan mereka ingat untuk bermain seperti yang mereka lakukan hari ini.
Sumber: https://znews.vn/newcastle-da-thang-man-city-nhu-the-nao-post1605204.html








Komentar (0)