Pasien kanker akan diberikan vaksin yang dapat mencegah pertumbuhan tumor dan risiko metastasis.
Itulah yang disampaikan Bapak Andrey Kaprin - Direktur Jenderal Pusat Penelitian Medis Radiologi di bawah Kementerian Kesehatan Rusia kepada Radio Rossiya.
Rusia berharap dapat mengedarkan vaksin secara luas mulai awal tahun 2025. |
Pak Kaprin menjelaskan bahwa keputusan tersebut akan mengurangi beban keuangan pasien kanker. Pakar tersebut mengatakan bahwa obat kanker cenderung sangat mahal saat pertama kali muncul.
Ia menekankan bahwa vaksin Rusia yang baru tidak dimaksudkan untuk menciptakan pilihan pengobatan bagi segelintir orang yang istimewa tetapi untuk mendemokratisasi akses terhadap obat-obatan yang menyelamatkan jiwa.
Vaksin ini dikembangkan bekerja sama dengan beberapa pusat penelitian. Rusia berharap dapat mendistribusikan vaksin secara luas mulai awal 2025.
Sebelumnya, Gamaleya Alexander Gintsburg, Direktur Pusat Penelitian Nasional untuk Epidemiologi dan Mikrobiologi, mengatakan kepada TASS bahwa uji praklinis menunjukkan bahwa vaksin baru tersebut menekan pertumbuhan tumor (75-80%) dan potensi metastasis.
Efektivitas vaksin tersebut terutama terbukti terhadap adenokarsinoma (kanker yang berasal dari sel kelenjar organ seperti usus besar, payudara, kerongkongan, paru-paru, pankreas atau prostat).
“Kami akan menciptakan vaksin kanker yang dipersonalisasi menggunakan kecerdasan buatan,” tambah Bapak Gintsburg, yang menganjurkan inovasi teknologi untuk meningkatkan pengobatan.
Uji klinis akan segera dimulai pada penderita kanker berusia 18 hingga 75 tahun untuk mengevaluasi efikasi dan keamanan vaksin secara menyeluruh. Pasien yang sedang menjalani kemoterapi aktif tidak diikutsertakan dalam uji klinis ini.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)