(Dan Tri) - Meskipun masih ada kekhawatiran bahwa semakin sedikit generasi muda yang tertarik dan melestarikan seni tradisional, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak generasi muda yang berupaya untuk "melestarikan bahasa dan nama baik" dengan mencurahkan seluruh kecintaannya padanya.
Ha Nang, yang bernama asli Nguyen Hung Dung, berusia 25 tahun, dari Kota Ho Chi Minh, adalah bukti nyata dari hasrat yang tak pernah pudar terhadap Cai Luong—sebuah bentuk seni unik bangsa ini. Di antara dua saudara perempuan dalam keluarga, hanya Ha Nang yang menggemari Cai Luong. Meskipun tidak ada seorang pun di keluarga yang menekuni akting, mereka semua mencintai Cai Luong dan mendukung hasratnya. Salah satu kesulitan terbesar yang dihadapi anak muda yang mencintai dan menekuni seni tradisional seperti Ha Nang adalah keterbatasan dana. Namun, ia selalu proaktif dalam mengatasinya. Sebagian besar aksesori, properti, dan senjata yang digunakan untuk pertunjukan dibuat sendiri oleh Ha Nang atau ditabung untuk dibeli. Meskipun banyak orang percaya bahwa Cai Luong, Don Ca Tai Tu, atau bentuk seni tradisional lainnya perlahan memudar, Ha Nang memandang masalah ini dengan sikap yang lebih positif. Ia percaya bahwa meskipun seni tradisional menghadapi tantangan besar, masih banyak anak muda yang belajar dan bersemangat tentangnya. Selama ada upaya, Cai Luong dan Don Ca Tai Tu akan tetap memiliki kesempatan untuk berkembang dan menyebar dengan kuat. Ha Nang memahami bahwa meskipun Cai Luong sedang mengalami masa kemunduran, itu hanyalah bagian dari hukum alam. "Dalam hidup, semuanya akan naik dan turun, itu siklus. Tapi mengatakan Cai Luong sudah mati itu salah. Ia masih hidup di hati anak muda seperti kami, dan para seniman muda perlahan-lahan menemukan jalan mereka sendiri untuk mengembangkan bentuk seni ini," ujarnya. Di era di mana musik modern dan tren global mendominasi pasar, menemukan cara untuk menjaga musik tradisional tetap hidup di hati penonton muda merupakan tantangan besar, terutama Cai Luong, yang sebagian orang selalu menganggapnya sedih, sentimental, dan norak. Namun, Ha Nang tidak hanya melestarikannya, tetapi juga menemukan cara untuk mendekatkan Cai Luong dengan kaum muda. Selain tampil, Ha Nang juga secara rutin menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam lokakarya, diskusi, dan pertukaran untuk berbagi tentang bentuk seni ini dengan masyarakat. Ia percaya bahwa membantu kaum muda memahami dan mencintai musik tradisional bukan hanya tentang melestarikannya, tetapi juga tentang mengembangkan dan memperkaya warisan budaya dan seni bangsa.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Ha Nang harus melakukan pekerjaan tambahan seperti mengajar menyanyi dan menari kepada siswa, serta tampil di berbagai tempat pertunjukan cải lương. Ini juga salah satu cara ia menyebarkan kecintaannya pada cải lương kepada generasi muda saat ini. "Ada kalanya saya tidak punya pekerjaan, tetapi saya tetap bersikap normal dan meluangkan waktu untuk belajar lebih banyak tanpa mengeluh. Saya merasa bahagia bisa mandiri dan tidak merepotkan keluarga," ujar Nang. Saat ini, banyak anak muda juga telah mengaplikasikan materi seni tradisional ke dalam karya musik modern mereka. "Itu pertanda baik yang menunjukkan bahwa generasi muda saat ini tidak hanya 'melihat ke masa lalu', tetapi juga membawa nilai-nilai budaya tradisional untuk direproduksi dari perspektif modern dan unik, membantu nilai-nilai ini menyebar luas. Namun, bagaimana agar tanda-tanda positif ini tidak hanya berhenti pada kisah gerakan atau keberadaannya di komunitas kecil, tetapi menjadikannya sumber inspirasi bagi seluruh generasi. Karena budaya selalu memiliki persimpangan, menciptakan kekayaan bagi budaya. Namun, ketika budaya tradisional dihadirkan dalam kreasi, batas antara persimpangan dan invasi menjadi semakin tipis," ujar Nang. Berbagi lebih lanjut tentang pembaruan nilai-nilai "lama", Ha Nang berkata: "Cai luong khususnya dan bentuk-bentuk seni tradisional lainnya pada umumnya dapat berkembang di ruang modern, selama kita tahu bagaimana melestarikan jiwa dan esensinya. Kita perlu menemukan cara agar kaum muda dapat merasakan nilai-nilai mendalam yang dibawa Cai luong tanpa merasa terlalu jauh atau terlalu kuno. Misalnya, kostum dan gaya pertunjukan yang lebih muda untuk mendekatkan kaum muda dengan genre ini." Ada saatnya ia harus berlari terus menerus ke berbagai lokasi, tanpa ada waktu untuk beristirahat, tetapi ia sangat gembira akan hal itu. Makanan cepat saji sebelum pertunjukan. "Berkat kemampuan tata rias saya, saya tidak mengalami banyak kesulitan dengan tata rias. Namun, saya masih harus banyak belajar dan berlatih di bidang tata rias ini karena masih membutuhkan banyak waktu," ungkap Nang. Ha Nang bukanlah nama yang terlalu menonjol di panggung-panggung besar, tetapi bagi mereka yang pernah bertemu dengannya, mereka akan langsung menyadari hasratnya yang mendalam dan tulus terhadap Cai Luong. Bertentangan dengan kekhawatiran banyak anak muda saat ini yang "menjauhi" seni tradisional, Ha Nang adalah bukti bahwa Cai Luong, meskipun terkadang tampak terlupakan oleh arus waktu, masih dapat hidup abadi jika ada orang-orang seperti dirinya: anak-anak muda yang antusias, bersemangat, dan bersemangat untuk menyebarkan cinta itu kepada orang-orang di sekitar mereka. Bagi Ha Nang, Cai Luong bukan hanya sebuah bentuk seni, tetapi juga benang penghubung, jembatan yang membantu generasi muda memahami dan merasakan nilai-nilai spiritual bangsa yang tak ternilai.
Komentar (0)