"Rudal R-37M membawa hulu ledak seberat 60 kg, sekitar tiga kali lebih besar daripada hulu ledak yang biasanya dipasang pada rudal udara-ke-udara. Rudal ini cocok untuk memasang hulu ledak nuklir mini," tulis Majalah Military Watch.
Jadi apa rudal udara-ke-udara jarak jauh R-37M yang mendapat perhatian khusus dari intelijen AS dan Barat?
Rudal itu menghancurkan target pada jarak lebih dari 200 km.
R-37M (nama pelaporan NATO: AA-13 "Axehead") adalah versi terbaru dari rudal R-37, yang dikembangkan sejak tahun 1980-an oleh perusahaan Vympel. Tujuan awalnya adalah menciptakan rudal udara-ke-udara jarak sangat jauh (VLRAAM), yang mampu menghancurkan pesawat peringatan dini dan kendali udara (AWACS) dan pesawat pengisian bahan bakar udara, target utama dalam peperangan modern.
Setelah serangkaian uji coba, R-37M resmi dioperasikan pada tahun 2014, terutama diperlengkapi untuk pesawat tempur superioritas udara seperti MiG-31BM dan Su-35S. Menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, rudal ini telah melewati uji coba yang ketat, termasuk mengenai target yang bergerak di ketinggian 25 km dengan kecepatan 4.500 km/jam.
Rudal R-37M saat ini merupakan salah satu rudal udara-ke-udara dengan jangkauan terjauh di dunia . Foto: TASS |
Keunggulan rudal R-37M terletak pada kemampuannya untuk mencapai jangkauan hingga 400 km dan kecepatan terbang Mach 6 (6 kali kecepatan suara) ketika diluncurkan dari ketinggian lebih dari 20 km. Untuk target yang sangat lincah, jangkauan rudal ini berkurang menjadi lebih dari 200 km. Rudal ini dilengkapi dengan sistem radar aktif AGSN-37 yang dikombinasikan dengan pemandu inersia, yang dapat memperbarui posisi target dari pesawat pengangkut di fase tengah untuk menyerang target pada jarak yang jauh.
Pakar militer Rusia, Mayor Jenderal Mikhail Khodarenok, berkomentar: “R-37M bukan hanya senjata pertahanan, tetapi juga memaksa musuh untuk menjaga jarak aman, sehingga mengganggu taktik serangan jarak jauh NATO. Satu skuadron pesawat MiG-31 yang membawa R-37M dapat menguasai area seluas 300.000 km².” Dalam pertempuran sesungguhnya, R-37M telah membuktikan keefektifannya dengan menembak jatuh target yang terbang pada jarak rekor 217 km.
Wakil Direktur Pusat Analisis Strategi dan Teknologi Rusia Konstantin Makienko mengatakan kepada Gazeta bahwa rudal R-37M awalnya ditujukan untuk melengkapi pesawat tempur generasi kelima Su-57 dan pesawat tempur pencegat MiG-31BM, tetapi sekarang pesawat tempur generasi 4++ Su-35S telah ditambahkan ke daftar ini.
Menurut pakar Konstantin Makienko, rudal R-37M dan pesawat MiG-31BM adalah "pasangan" yang sempurna karena rudal tersebut dapat memanfaatkan sistem radar penerbangan yang kuat dari pesawat pengangkut untuk menyerang target pada jarak yang sangat jauh. Khususnya, dilengkapi dengan hulu ledak nuklir kecil, rudal R-37M mampu menghancurkan seluruh skuadron jet tempur musuh hanya dengan satu rudal yang mengenai sasaran.
R-37M melalui mata para ahli Barat
Sebagai senjata ampuh dalam pertempuran udara Rusia, rudal R-37M juga sangat dihargai oleh para pakar militer Barat. Mantan Komandan Angkatan Udara AS, Dr. David Deptula, berkomentar: "R-37M membuat lawan kehilangan keunggulan dalam pertempuran udara jarak jauh. Bahkan F-22 Raptor pun harus berhati-hati saat memasuki radius 300 km dari MiG-31."
Kekuatan lain dari rudal R-37M adalah sistem radar AGSN-37 yang menggunakan pita Ka (27-40 GHz), yang lebih sulit diganggu daripada frekuensi pita X biasa.
Namun, rudal R-37M juga disebut-sebut memiliki kelemahan karena harus bergantung pada jet tempur dengan radar penerbangan yang kuat untuk memaksimalkan jangkauannya. Pakar Justin Bronk dari Royal Institute for Strategic Studies, Inggris, menilai: "R-37M membutuhkan radar yang kuat seperti Zaslon-M pada MiG-31 untuk mendeteksi target jarak jauh. Jika pesawat induknya dinonaktifkan, rudal tersebut kemungkinan besar tidak akan mampu menyerang target jarak jauh secara akurat."
Pakar Justin Bronk menekankan bahwa setiap rudal R-37M diperkirakan menelan biaya 2-3 juta dolar AS, 5 kali lebih mahal daripada AIM-120D. Hal ini membatasi penggunaan rudal mahal ini secara luas. Selain itu, meskipun berkecepatan tinggi, rudal R-37M menghadapi tantangan saat berhadapan dengan F-35 atau J-20 karena kurangnya sensor inframerah.
R-37M adalah perlengkapan utama pesawat tempur berat MiG-31BM milik Angkatan Udara Rusia. Foto: RIAN |
Menurut Majalah Pertahanan Jane, R-37M saat ini unggul dalam jangkauan, tetapi rudal AIM-260 JATM AS (diperkirakan akan dilengkapi pada tahun 2025) dapat menyeimbangkan situasi berkat teknologi pemandu multi-mode.
Majalah militer Topwar melaporkan bahwa Rusia mungkin sedang menguji versi rudal R-37MKH dengan kecepatan Mach 8 dan jangkauan 500 km, yang mengintegrasikan sensor inframerah untuk menghadapi target siluman. Namun, untuk dapat melawan senjata hipersonik, pengembangan versi baru rudal R-37 akan sangat panjang.
TUAN SON (sintesis)
* Pembaca diundang untuk mengunjungi bagian Militer Dunia untuk melihat berita dan artikel terkait.
Sumber: https://baodaknong.vn/nhan-dien-ten-lua-khong-doi-khong-moi-cua-nga-253520.html
Komentar (0)