"Akhir-akhir ini saya melihat banyak orang berpuasa, tidak makan nasi atau daging untuk menurunkan berat badan, detoksifikasi, dan mencegah kanker. Apakah ini baik, Dokter? Adakah cara berpuasa yang baik untuk kesehatan? Terima kasih, Dokter." (P.Duc, di Kota Ho Chi Minh).
Dokter Spesialis 1 Dinh Tran Ngoc Mai, Departemen Nutrisi - Dietetika, Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Farmasi, Kota Ho Chi Minh, menjawab: Tubuh kita membutuhkan berbagai macam nutrisi untuk menjaga kesehatan seperti:
- Pati: Merupakan sumber energi utama untuk aktivitas sehari-hari. Otak dan otot membutuhkan glukosa dari pati agar dapat berfungsi.
- Protein: Membantu regenerasi dan memperbaiki jaringan, mendukung kekebalan tubuh, terutama penting bagi pasien kanker saat tubuh membutuhkan daya tahan.
- Lemak: Menyediakan energi tersimpan dan membantu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak seperti A, D, E, K.
- Vitamin dan mineral: Membantu meningkatkan kekebalan tubuh, mendukung metabolisme, dan melawan patogen.
- Serat: Meningkatkan pencernaan, mengurangi risiko penyakit kronis, termasuk kanker usus besar.
Menghilangkan nasi dan daging sepenuhnya dapat menyebabkan kekurangan energi dan protein.
Puasa atau menghindari nasi dan daging sama sekali dapat mengakibatkan kekurangan energi dan protein, sehingga mengakibatkan kekebalan tubuh menurun dan otot menjadi lemah, yang sangat berbahaya bagi penderita kanker atau orang yang ingin mencegah penyakit.
Menurut Dr. Ngoc Mai, beberapa kebiasaan makan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko kanker, termasuk:
- Daging merah dan daging olahan: Makan terlalu banyak daging merah (sapi, babi, domba) dan daging olahan (sosis, ham) dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal karena mengandung senyawa berbahaya saat dicerna.
- Makanan yang dipanggang dan digoreng: Makanan yang dipanggang pada suhu tinggi atau hangus menghasilkan zat seperti akrilamida dan HCA, yang dapat menyebabkan mutasi sel.
- Makanan kaleng: Banyak makanan olahan mengandung bahan pengawet, aditif, atau kandungan garam tinggi, yang meningkatkan risiko kanker saluran pencernaan.
- Pola makan rendah buah dan sayur: Kurangnya antioksidan (vitamin C, E, karotenoid) dalam buah dan sayur mengurangi kemampuan melawan radikal bebas - penyebab kanker.
Oleh karena itu, puasa yang tidak tepat, terutama menghilangkan seluruh kelompok makanan seperti nasi (pati), daging (protein) tidak terkait dengan pencegahan kanker dan juga menyebabkan efek berbahaya berikut:
- Ketidakseimbangan nutrisi, kekurangan energi.
- Defisiensi imun, berkurangnya kemampuan regenerasi sel.
- Kehilangan otot, kelemahan tubuh, risiko gangguan metabolisme.
Jika Anda ingin mencoba metode puasa (seperti puasa intermiten), Anda harus meminta panduan dari dokter atau ahli gizi untuk memastikan kesesuaiannya dengan kesehatan dan tujuan Anda.
Daripada berpuasa, sebaiknya Anda memperbanyak sayur-sayuran hijau dan buah-buahan segar.
Daripada kelaparan, pilihlah makanan yang sehat.
Dr. Ngoc Mai mengatakan bahwa alih-alih berpuasa, Anda harus mengikuti pola makan yang sehat dan seimbang sebagai berikut:
- Perbanyak sayur-sayuran hijau dan buah-buahan segar: Mengandung banyak antioksidan dan serat.
- Batasi daging merah dan makanan olahan: Kurangi porsinya dan ganti dengan sumber protein sehat seperti ikan, kacang-kacangan, dan kacang-kacangan.
- Utamakan metode memasak yang sehat: Kukus, rebus, atau tumis daripada panggang atau goreng.
- Gunakan biji-bijian utuh alih-alih yang olahan: Beras merah, gandum, dan roti gandum menyediakan serat dan energi berkelanjutan.
- Kurangi gula dan garam: Kontrol jumlah gula dan garam dalam makanan Anda untuk mengurangi risiko peradangan dan penyakit kronis.
Dr. Ngoc Mai menjelaskan bahwa puasa bukanlah metode optimal untuk menurunkan berat badan atau mencegah kanker. Yang penting adalah membangun pola makan seimbang dan sehat, dipadukan dengan gaya hidup aktif untuk menjaga kesehatan terbaik. Jika Anda ingin menyesuaikan pola makan, konsultasikan dengan spesialis untuk mendapatkan panduan yang tepat.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/bac-si-24-7-nhin-doi-co-ngua-duoc-ung-thu-185241220111831713.htm
Komentar (0)